Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pelonggaran Mobilitas Dorong Konsumsi

Foto : Istimewa

Foto diskusi Uang Beredar, Ekonomi Berputar yang diselenggarakan Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9), di Jakarta, Selasa (17/5).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Keputusan pemerintah melonggarkan mobilitas masyarakat selama periode Ramadan dan Lebaran lalu berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional.

Penarikan uang tunai selama periode Ramadan dan Lebaran tahun ini meningkat dibanding periode sama tahun lalu. Bank Indonesia (BI) mencatat, realisasi penarikan uang tunai pada periode Ramadan dan Lebaran tahun 2022 mencapai 180,2 triliun rupiah, meningkat 16,6 persen dibanding periode yang sama tahun 2021 sebesar 154,5 triliun rupiah.

Asisten Sekretariat Daerah DIY Bidang Perekonomian dan Pembangunan,Tri Saktiyana menyebut selama libur lebaran lalu penduduk luar yang masuk ke Jogyakarta bertambah 1,5 hingga 2 juta jiwa.

"Ini mendorong pertumbuhan ekonomi DIY, sebab pusat oleh oleh ramai, tempat tempat wisata penuh, kemudian masyarakat juga saling berkunjung memberi angpao, itukan belanja juga, lalu belanja makan minum meningkat," ungkap Tri dalam diskusi bertajuk Uang Beredar, Ekonomi Berputar yang diselenggarakan FMB9 di Jakarta, Selasa (17/5).

Dirinya optimistis, usai lebaran pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut tetap tinggi.

Wakil Kepala Badan Moneter Kamar Dagang Industri (Kadin) Indonesia, Aviliani mengatakan membaiknya perekonomian bisa dilihat dari okupansi hotel yang meningkat sampai 70 persen, begitu juga usaha makanan dan minuman.

"Harapannya akselerasi ekonomi ini tumbuh hingga akhir tahun," papar dia.

Salah satu indikator meningkatnya pertumbuhan ekonomi dilihat dari konsumsi masyarakat yang meningkat di tahun ini. Dibanding periode yang sama tahun lalu, indeks kepercayaan konsumen tahun lalu di bawah 100, karena orang simpan uang di bank, mereka hanya belanja sesuai kebutuhan.

"Karena hanya konsumsi kebutuhan pokok maka pertumbuhan konsumsi tahun lalu lambat. Itu berbeda dengan tahun ini. Kita lihat kali ini tingginya pengeluaran dana dari deposito atau tabungan, orang mulai belanja, ke luar rumah, ke tempat wisata, karena 57 persen pertumbuhan ekonomi kita dari konsumsi sehingga mengungkit sektor sektor lainnya,"ungkap Aviliani.

Ekonom LPEM FEB Universitas Indonesia (UI), Teuku Riefky mengatakan moment lebaran memang signifikan mendorong pertumbuhan ekonomi dalam satu tahun fiskal.

Membaiknya perekonomian tahun ini karena proses vaksinasi yang berjalan, sehingga kendatipun mudik dilonggarkan dan ekonomi tumbuh kasus aktif bisa diredam, ini berbeda dari sebelumnya yan mana memang ada pertumbuhan ekonomi tetapi kasus aktif juga naik karena lemahnya vaksinasi.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top