Sabtu, 30 Nov 2024, 03:45 WIB

Pelatihan Mengolah Hasil Pertanian Perkotaan

Pekerja Perumda Pasar Jaya melakukan perawatan di lahan kebun cabai pertanian perkotaan di atap gedung Pasar Mayestik, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Foto: ANTARA/Indrianto Eko Suwarso

JAKARTA – Warga Jakarta Timur dibina dan dilatih mengolah hasil pertanian perkotaan. Sebab pertanian perkotaan akan terus diandalkan untuk memenuhi kebutuhan dasar rumah tangga. Pemkot Jaktim juga terus menggalakkan pertanian perkotaan sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan ketahanan pangan.

“Hingga saat ini telah terdata sekitar 381 lokasi urban farming di Jakarta Timur dengan total luas lahan yang dikelola sekitar 3,2 hektare,” kata Kepala Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Perikanan (KPKP) Jakarta Timur, Taufik Yulianto, ketika dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.

Menurutnya, pemanfaatan lahan umum seperti lahan di kolong tol Becakayu, kolong jalan layang (fly over), bantaran Banjir Kanal Timur (BKT) dan sungai Ciliwung merupakan salah satu upaya Pemkot Jaktim dalam memanfaatkan lahan kosong untuk dijadikan sebagai lahan pertanian. “Pemanfaatan lahan tersebut juga menjadi solusi pemenuhan pangan di tengah keterbatasan lahan di Jakarta,” ujarnya.

Maka, dia terus mendukung dengan membina kepada para penggiat urban farming atau pengelola lahan. Pemkot juga memberi sarana produksi pertanian hingga fasilitasi kolaborasi. Dia bekerja sama dengan para pelaku usaha serta pemangku kepentingan dan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait.

“Kami juga melakukan pelatihan terkait pengembangan pertanian perkotaan setiap tahunnya. Sasaran peserta antara lain kelompok tani, PPSU, pengelola RPTRA, PKK, dan karang taruna. Tahun ini target peserta pelatihan sebanyak 400 orang,” kata Taufik.

Selain itu, para penggiat urban farming juga diajarkan cara membuat olahan dari hasil budi daya pertanian dengan jumlah target peserta sebanyak 200 orang. Mereka juga diberikan informasi terkait peningkatan mutu produk, cara pengemasan, sertifikasi produk, serta pemasaran hasil produk yang dipasarkan. Pemasaran bisa secara luring maupun daring melalui serangkaian kegiatan di Jakpreneur.

Dampak Positif

Taufik menilai pertanian perkotaan berdampak positif terhadap isu ketahanan pangan di wilayah Jakarta Timur. Sebab pertanian perkotaan mampu mengurangi ketergantungan pada hasil pertanian perdesaan dengan memanfaatkan lahan terbatas di perkotaan. Untuk itu, dia akan terus mendata lahan-lahan kosong miliki pemkot, agar dijadikan lahan tanaman.

Hasil pertanian perkotaan juga membantu masyarakat perkotaan untuk meningkatkan ketahanan pangan secara mandiri. Kemudian, meningkatkan hasil pertanian lokal. Nanti akan terus memanfaatkan ruang-ruang perkotaan yang tidak terpakai. Ada atap gedung, taman-taman, atau halaman belakang rumah.

Tanaman yang diprioritaskan dalam pertanian perkotaan, di antaranya tanaman cabai, bawang merah, dan sayuran. Pada tahun lalu, Pemkot Jaktim berkolaborasi dengan salah satu perusahaan meluncurkan Program Rawita Peti (Pedaskan Timur) bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan dan menekan inflasi pangan.

Program ini berupa gerakan menanam cabai rawit di lahan kosong, termasuk pemanfaatan lahan di 76 lokasi rumah ibadah. Kegiatan ini telah sukses menurunkan inflasi sebanyak tiga persen melalui budi daya cabai di seluruh kelurahan dan kecamatan dalam Program Rawita Peti (Pedaskan Timur). 

Pada tahun ini, kata Taufik, Pemkot Jaktim juga meluncurkan Program Budi Daya Brambang. Program penanaman cabai dan brambang ini masih terus berjalan dan masif dilakukan. “Kami juga akan menggencarkan program penanaman jagung seperti jagung manis dan jagung pulut,” ucapnya. wid/Ant/G-1

Redaktur: Aloysius Widiyatmaka

Penulis: Aloysius Widiyatmaka

Tag Terkait:

Bagikan: