Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pelaku Industri Aviasi Menyambut Kebangkitan Penerbangan

Foto : Istimewa.

Session 4 - Recovery Impacts from the Aviation Industries to Build Back Better for future resilience di Forum G20. 

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pada Forum G20, PT Angkasa Pura (AP) II didaulat mempaparkan strategi bagi industri aviasi untuk bangkit kembali dari tekanan pandemi dan siap hadapi krisis serupa di masa mendatang.

President Director AP II, Muhammad Awaluddin diberi kesempatan menjadi panelis pada Session 4 - Recovery Impacts from the Aviation Industries to Build Back Better for future resilience. Dia menyampaikan sektor penerbangan tengah menjalani periode pemulihan di tengah pandemi, namun industri harus selalu mewaspadai tantangan lain.

"Industri aviasi saat ini menghadapi beragam tantangan seperti kondisi geopolitik, meningkatnya harga bahan bakar, isu rantai pasok dan ketenagakerjaan seperti yang terjadi di Eropa. Di sisi lain, kita juga dihadapi tantangan untuk mengakomodir peningkatan permintaan penerbangan sejalan dengan negara-negara menghapus restriksi perjalanan," kata Awaluddin dalam keterangan tertulisnya, Kamis (20/10).

Dia juga menuturkan bandara perlu meningkatkan kapabilitas dengan fokus pada tiga aspek, yakni: Agile Infrastructure; Smart Technology; dan Business Model. Infrastuktur bandara yang dapat menghadapi setiap situasi apapun (Agile Infrastructure) sangat penting guna mendukung penyesuaian operasional secara cepat.

"Bandara harus mudah menjalankan skenario operasional yang berbeda-beda, baik ketika lalu lintas penerbangan tinggi atau saat sedang rendah," kata Awaluddin.

Bandara juga mutlak harus menerapkan teknologi pintar (Smart Technology) dalam aspek operasional dan pelayanan untuk mewujudkan seamless journey experience, dan dapat meningkatkan interaksi dengan traveler.

Awaluddin menuturkan operator bandara pun harus menjalankan model bisnis (Business Model) yang baru, antara lain dengan menjalin kemitraan strategis, serta masuk ke bisnis baru semisal real estate dan sebagainya.

Di dalam forum, Muhammad Awaluddin juga mengatakan bandara harus mengubah apa yang telah berjalan selama ini untuk membuat perencanaan yang lebih baik.

"Ada tiga hal terkait yang harus diubah, yakni dalam memperkirakan lalu lintas penerbangan (planning frequency), sumber data (nature of data) dan skenario dalam mengantisipasi suatu proyeksi (scenario forecasting)," tutup Awaluddin.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Mohammad Zaki Alatas

Komentar

Komentar
()

Top