Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Industri Keuangan Nonbank

Pelaku Industri Asuransi Optimistis Tatap 2023

Foto : istimewa

INOVASI PRODUK - Nasabah mendapat penjelasan di ruang Customer Contact Centre kantor pusat Manulife di Jakarta, akhir pekan lalu. Kepedulian pada nasabah selama pandemi Covid-19, kian membuat Manulife paham terhadap produk kebutuhan nasabah, meliputi kesehatan, pendidikan anak, jiwa, dan penyakit kritis.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Potensi industri asuransi di Indonesia tahun depan masih relatif besar meskipun di tengah risiko ketidakpastian ekonomi global. Peluang tersebut dipicu tingkat penetrasi asuransi di Tanah Air masih rendah, sekitar 3,18 persen menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2021.

Pada saat bersamaan, tingkat kesadaran masyarakat terhadap perlindungan diri, baik kesehatan, jiwa dan masa depan, makin meningkat. Pandemi Covid-19 ditengarai mengakselerasi peningkatan kesadaran masyarakat terhadap produk proteksi.

Karena itu, para pelaku industri asuransi yakin kinerja bisnis mereka dapat meningkat pada 2023. "Kami sangat bersemangat dan optimistis dalam menyambut 2023. Kami berkomitmen memenuhi kebutuhan finansial nasabah dengan memberikan solusi yang mengedepankan kepentingan mereka melalui inovasi produk dan layanan," ujar Presiden Direktur & CEO Manulife Indonesia, Ryan Charland, dalam keterangan pers di Jakarta, Jumat (16/12).

Megutip Survei Manulife Asia Care 2022, Ryan mengungkapkan sebanyak 83 persen responden melihat pentingnya memiliki asuransi, dan 76 persen berkeinginan membeli produk asuransi. Karenanya, dia meyakini masyarakat Indonesia akan senantiasa membutuhkan proteksi serta rencana pensiun untuk keamanan masa depan mereka.

Sinyal adanya tekanan ekonomi pada 2023 dikeluarkan Bank Dunia. Lembaga kreditur multilateral itu mencatat resesi pada 2023 dipicu pengetatan moneter oleh banyak bank sentral untu mengendalikan inflasi.

Kepala Departemen Pengawasan Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) 2A OJK Ahmad Nasrullah meyakini, industri asuransi akan bisa melewati tantangan resesi, apalagi sudah teruji bisa bertahan saat krisis ekonomi. Berdasarkan data OJK, penetrasi asuransi di Indonesia masih rendah. Tercatat pada 2021 baru mencapai 3,18 persen, yang terdiri atas penetrasi asuransi jiwa 1,19 persen, asuransi umum 0,47 persen, asuransi sosial 1,45 persen, dan asuransi wajib 0,08 persen.

Periode Menantang

Sementara itu, Head of Product Management Manulife Indonesia Richard Sondakh mengakui, 2023 menjadi tahun menantang untuk terus berinovasi baik dari segi produk maupun layanan. Dia menjelaskan hasil survei Manulife Asia Care 2022 menyebutkan tiga produk asuransi yang cocok untuk dihadirkan ke nasabah ke depan, meliputi pendidikan anak, kesehatan, serta asuransi jiwa dan penyakit kritis.

Menurut Richard, melihat ketidakpastian kondisi ekonomi, menciptakan produk asuransi yang terjangkau menjadi pilihan memperluas segmen. Dia mencontohkan produk MiFirst Life Protector asuransi jiwa digital yang menawarkan premi mulai dari 50.000 rupiah.

Selain produk, Richard menambahkan kekuatan Manulife Indonesia juga karena menjaga kepercayaan nasabah, termasuk pembayaran klaim. Tercatat, khusus klaim perawatan Covid-19, pada Januari-Oktober 2022, sebesar 83 miliar rupiah. Untuk klaim keseluruhan, pada Januari-September 2022, sebesar 6 triliun rupiah (un-audited), sementara pada 2021, klaim yang dibayarkan sebesar 8,9 triliun rupiah (audited).

Yendi Vestano, nasabah Manulife dari Medan mengaku puas dengan layanan yang diberikan Manulife. Menurut dia, pembayaran klaim asuransi dari Manulife berlangsung sangat cepat atau tak lebih dari sepekan setelah dokumen dari rumah sakit diserahkan kepada agen yang mengurusinya. "Responsnya sangat bagus. Klaimnya cepat sehingga harus dipertahankan," ujarnya.

Yendi menjadi nasabah Manulife sejak 2018 dengan membeli produk asuransi kesehatan bersama istri. Setahun berselang, ia kembali membeli produk asuransi hari tua berdenominasi dollar AS.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail

Komentar

Komentar
()

Top