Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pegula dan Sinner Juara di Kanada

Foto : Daniel LEAL / AFP

Jessica Pegula

A   A   A   Pengaturan Font

MONTREAL - Jessica Pegula mengalahkan Liudmila Samsonova untuk meraih gelar WTA 1000 kedua dalam kariernya dengan kemenangan di Montreal Open. Di bagian putra dalam ajang Toronto Masters yang juga digelar di Kanada, Jannik Sinner, merebut gelar usai mengalahkan Alex de Minaur.

Dalam pertandingan yang berlangsung Senin (14/8), Pegula, petenis nomor tiga dunia berusia 29 tahun itu mendominasi atas lawannya dari Russia dari awal hingga akhir. Pegula berhasil meraih kemenangan 6-1, 6-0 hanya dalam waktu 49 menit.

Samsonova yang menempati unggulan ke-15 berjuang untuk melaju ke final setelah memenangkan pertandingan semifinal tiga set yang melelahkan Minggu pagi waktu setempat melawan unggulan ketiga Elena Rybakina.

Laga semifinal tersebut tertunda karena hujan lebat sehingga Samsonova harus melakoni dua pertandingan dalam satu hari. Tantangan untuk menang dua kali dalam satu hari akhirnya terbukti terlalu berat bagi Samsonova. Dia tak mampu menghadapi Pegula yang bertekad merebut gelar WTA elite keduanya setelah kemenangan di Guadalajara tahun lalu.

"Saya tahu jelas secara fisik dia tidak dalam kondisi terbaiknya. Tetapi, saat yang sama saya memainkan pertandingan sangat bersih," ujar Pegula setelah kemenangannya.

"Saya tidak berpikir membuat kesalahan sendiri atau apa pun. Saya memainkan pertandingan yang sempurna," sambungnya.

Pegula mengakui lebih suka menghadapi Samsonova yang memiliki cukup waktu istirahat. "Ini tidak ideal, dan menyebalkan ketika tidak berada di tempat bermain yang benar-benar adil. Ini terutama seseorang seperti dia yang merupakan pemain hebat," tandas Pegula.

Samsonova mengatakan jadwal yang berantakan telah memakan korban. Dengan sedikit waktu untuk istirahat dan pemulihan antara semifinal dan final.

"Saya tidak punya waktu untuk pemulihan karena berada di ruang fisio untuk membalut seluruh tubuh. Itu memakan waktu satu jam. Saya keluar lapangan dan masuk lagi. Itu aneh," ujarnya.

Sinner Juara

Sementara itu, di Toronto Masters, Sinner menjadi juara turnamen Masters 1000 saat memenangkan gelar Toronto Masters dengan menang 6-4, 6-1 atas Alex de Minaur. Unggulan ketujuh itu menjadi petenis Italia kedua yang mengangkat trofi di seri elite. Hal ini setelah Fabio Fognini, juara di Monte Carlo empat tahun lalu.

Sinner kalah dalam dua final turnamen Masters di Miami tahun 2021 dan April lalu. Tapi kali ini dia berhasil mengalahkan lawannya asal Australia dalam 90 menit. Pemain yang akan berulang tahun ke-22 hari Rabu pekan ini, meningkat catatan menang-kalah menjadi 12-0 menghadapi lawan asal Australia sejak AS Open 2021.

Dia mulai terbiasa dengan situasi sulit. Sinner dua kali di set pertama melakukan break up dan melakukan break balik. Tapi Sinner tetap tenang secara mental dan siap pertarungan panjang. Dia senang dengan reaksinya. Di set kedua Sinner bermain lebih baik dan mencoba lebih agresif.

Sinner akan naik ke urutan keenam dunia sebagai hasil dari kesuksesannya di Kanada. Petenis Italia itu memenangkan trofi kedelapan dalam karirnya dan menorehkan catatan sempurna 5-0 atas de Minaur. Sinner adalah pemenang Toronto Masters termuda sejak Alexander Zverev, yang berusia 20 tahun 2017. Sukses di Toronto membuat Sinner memiliki rekor 18-4 di level Master musim ini.

Sementara itu, Carlos Alcaraz telah melupakan kekalahannya di perempat final Toronto Masters. Dia bersiap untuk memperbarui persaingannya dengan Novak Djokovic di Cincinnati pekan ini. Petenis nomor satu dunia asal Spanyol itu secara mengejutkan tersingkir lebih awal di Kanada dari babak delapan besar oleh Tommy Paul dalam tiga set.

Namun kini dia siap berlaga di Cincinnati Masters, ajang pemanasan terakhir sebelum mencoba mempertahankan mahkota AS Open akhir bulan ini. Dalam turnamen yang berlangsung di Midwest itu, Alcaraz berpeluang bertemu juara Grand Slam 23 kali, Djokovic.

Kedua petenis top dunia itu terakhir kali bertemu di final Wimbledon. Saat itu Alcaraz menang dalam pertandingan klasik lima set. Djokovic belum bermain sejak kekalahan itu dan Alcaraz tidak sabar untuk bertemu dengan petenis Serbia itu sekali lagi.

"Saya suka pertarungan itu. Saya ingin tahu alasan bisa kalah, dan bisa memulihkan diri di saat yang sama," ujar Alcaraz. ben/AFP/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Benny Mudesta Putra, AFP

Komentar

Komentar
()

Top