Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Direktur Utama PD Pasar Jaya, Arief Nasrudin, soal Pembangunan TOD di Blok G

Pedagang Blok G Bakal Direlokasi

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melakukan penataan kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Tahap awal dimulai dengan menutup Jalan Jati Baru. Sebagian ruas jalan ini digunakan pedagang kaki lima (PKL), sebagain jalur digunkan bus Tanah Abang Explorer Transjakarta.

Penataan ini mengundang kontroversi. Sejumlah awak angkutan kota yang melintasi Tanah Abang protes. Mereka mengaku kehilangan pendapatan hingga 50 persen akibat penataan itu. Padahal, penataan ini masih akan dilanjutkan pada tahap-tahap berikutnya. Salah satunya dengan membangun pasar Blok G menjadi kawasan transit oriented development (TOD).

Untuk mengetahui lebih lanjut akan hal itu, reporter Koran Jakarta, Peri Irawan mewawancarai Direktur Utama PD Pasar Jaya, Arief Nasrudin, di Jakarta, kemarin. Berikut petikannya:

Seperti apa rencana pembangunan pasar Blok G menjadi kawasan TOD?

Jadi, pasar-pasar yang memang komersial atau punya nilai tinggi di Jakarta sengaja akan dibuat mixused. Kita sudah ajak bicara pedagang, tidak ada cara lain, untuk menjaga supaya captive market UMKM. Artinya, dengan pola seperti ini, kita membuat pola market yang pasti, sebab mereka tinggal di atas, belanjanya pasti di bawah.

Hunian ini akan dikelola oleh Pasar Jaya?

Nanti manajemennya terpisah. Antara manajemen pemukiman dan pasar. Saya juga pastikan, fokus pada pedagang. Makanya, grand design kita di pasar jaya ini, kita ciptakan dua anak perusahaan. Itu sudah masuk dalam rancangan peraturan daerah (raperda) kita. Kita diperbolehkan membentuk anak usaha untuk menunjang operasional pasar ke depan.

Selama pembangunannya, berarti para pedagang akan direlokasi?

Rencananya, kita akan melakukan groundbreaking tempat pedagang sementara (TPS) pada akhir Februari TPS itu berada di sebelah hotel Parmin. Cuma memang ada beberapa pedagang yang keberatan karena terlalu jauh. Saya bilang, kalau di lahan kereta api itu, tidak bisa. Kita sudah bersurat sejak 2015, kita tidak boleh memakainya, karena mereka mau membangun TOD. Jadi, saya cuma minta tolong ke pedagang, kita akan buat TPS ramai.

Apakah lahan itu sudah pasti bisa digunakan?

Lahan itu dalam proses KJPP, kantor jasa penilai publik. Jadi, kita punya dasar untuk menyewa lahan itu. Kalau tidak ada dasar, kita bisa bermasalah ke depannya. Misalkan pemilik lahan mau menyewakan dengan angka sekian, maka saya sampaikan menurut KJPP, dari sisi komersial kita nilainya sekian. Maksimal sekian, atau minimal kita tawar menawar. Semua ada aturannya.

Berapa sebenarnya jumlah pedagang di Blok G?

Pedagang aktif itu ada 1.041 orang. Kita akan tampung mereka di TPS nanti. Memang kita membangunnya 839 unit usaha di TPS, cuma memang ada beberapa yang kita kombinasikan. Karena 1.041 ini tidak semua aktif. Mereka aktif masih membayar CMS, tapi belum tentu aktif berdagang. Harapannya, bisa kita tampung semuanya.P-5


Redaktur : M Husen Hamidy

Komentar

Komentar
()

Top