Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Musik

Pecinta God Bless, di Manapun Manggung Pasti Dikejar

Foto : KORAN JAKARTA/eko s putro

Heru Ifantoro, 50 tahun, (kiri) bersama ponakannya menunjukkan foto-foto bersama God Bless

A   A   A   Pengaturan Font

Di antara 15 ribu penonton pertunjukan band asal Swiss "Europe" di Stadion Pandan Arang Boyolali pada Sabtu (12/5), Heru Ifantoro, 50 tahun, justru menenteng foto-fotonya bersama God Bless. Ada puluhan foto, sebagian ada di dalam tasnya, sebagian dia pegang dengan bangga. "Banyak dapat teman dari foto-foto ini," kata Heru saat ditanya Koran Jakarta kenapa menenteng foto-foto bersama God Bless, di Stadion Pandan Arang Sabtu (12/5) malam itu.

Heru mengatakan, banyak orang yang kemudian ingin melihat foto-fotonya. Dari situ biasanya percakapan mengalir, berbagi tentang kesukaan pada lagu-lagu God Bless. Tak jarang, dia juga bertemu dengan para penggila God Bless lainnya.

Ya, gila memang kata yang tepat untuk menggambarkan kesukaan Heru pada God Bless. Bayangkan, di manapun God Bless di seluruh pelosok Indonesia, para penggila ini akan mengejarnya. Mereka lebih besar dari sekadar fans sebab mereka rela berkorban demi sang pujaan hati. "Ya harus ninggalin kerja. Bagaimana ya jelasinnya, intinya ya perasaan ingin nonton itu tidak bisa dibendung," kata Heru.

Heru menyukai lagu-lagu God Bless sejak berusia 10 tahun. Semut Hitam, Kehidupan, Trauma, dan Bis Kota adalah 4 lagu favorit Heru. Sejak usianya belasan Heru mulai menonton pertunjukan God Bless di Semarang atau kota-kota yang dekat dengan rumah tinggalnya.

Setelah Heru bisa mencari uang sendiri, ia hampir tidak pernah kelewatan nonton konser God Bless. Kini Heru yang tinggal di kawasan Koja Gadjah Mada Semarang bekerja sebagai penjual barang antik di kawasan Kota Lama Semarang. Sehingga setiap kali mengejar God Bless ia juga akan sekalian mencari barang-barang antik di kota tersebut. "Sekali merengkuh dayung 2 pulau terlampau. Hobi nonton God Bless sekalian cari barang dagangan. Tapi dagangan ini cuma sampingan ya, kalau nggak dapat ya nggak papa, yang penting nonton God Bless," kata Heru.

Untuk bisa foto bareng God Bless Heru selalu datang ke pertunjukan jauh sebelum jam bermain. Kalau God Bless naik panggung malam hari, minimal Heru akan datang siang hari dan bisa mengejar God Bless sampai tempat menginapnya. Atau bisa saja Heru mengejar God Bless ke belakang panggung. Lama-lama personil God Bless akrab dengannya. Seperti Sabtu kemarin di Boyolali, Heru menemui God Bless di belakang panggung. "Kalau tadi saya bilang Bang Iyek dapat salam dari Bang Ayek, orang Petek Semarang. Ternyata memang teman dekat, Bang Iyek salam balik dan bilang kalau sudah berteman dengan Bang Ayek sejak tahun 70-an," jelas Heru.

Seperti diketahui sebanyak 15 ribu penonton dari berbagai daerah di Indonesia memadati gelaran Volcano Rock Festival 2018 yang menampilkan grup band legendaris asal Swedia, Europe. Grup yang digawangi sang Joey Tempest pada vokalis, kemudian gitaris oleh John Norum, John Leven sebagai pemain bas, dan pemain keyboard Mic Michaeli serta drummer Ian Haugland ini menjadikan Boyolali sebagai satu-satunya lokasi konser di Asia, dalam serangkaian tur Walk The Earth - World Tour 2017/2018. Salah satu penonton, Agus Wiryo, datang dari Jakarta hanya untuk menjadi saksi perjalanan Europe di tanah air. "Seru sih. Band dunia manggung di kota kecil itu seru," katanya.

YK/S-2


Redaktur : Sriyono
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top