Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik di Ukraina I Roket Russia Hantam Stasiun Kereta di Kota Kramatorsk

PBB Tangguhkan Russia Dewan HAM

Foto : AFP/FADEL SENNA

Roket Russia l Dua petugas keamanan Ukraina memeriksa serpihan roket yang menghantam sebuah stasiun kereta di Kota Kramatorsk, Ukraina timur, pada Jumat (8/4). Puluhan orang tewas dan sekitar 100 orang terluka dalam serangan roket ke stasiun kereta yang dipergunakan warga sipil untuk evakuasi itu.

A   A   A   Pengaturan Font

NEW YORK - Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memilih untuk menangguhkan Russia dari Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) PBB pada Kamis (7/4). Langkah ini diambil setelah Ukraina dan mitranya menuduh Russia melakukan kejahatan perang di Ukraina.

"Kita perlu mengambil tindakan hari ini untuk menyelamatkan dewan dari keterpurukan," kata Duta Besar Ukraina untuk PBB, Sergiy Kyslytsya, sebelum pemungutan suara di Sidang Darurat Khusus Majelis Umum PBB.

Dari 193 anggota di majelis, 93 suara memilih untuk menangguhkan keanggotaan Russia, 24 suara menentang, dan 58 suara abstain. Hasil itu memberikan suara mayoritas dua pertiga yang dibutuhkan untuk meloloskan tuntutan penangguhan.

Lewat cuitan diTwitter, Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, berterima kasih kepada para anggota yang memilih mendukung penangguhan Russia dari Dewan HAM PBB. "Penjahat perang tidak memiliki tempat di badan-badan PBB yang bertujuan melindungi hak asasi manusia," tulis Menlu Kuleba.

Russia berada di tahun kedua dari tiga tahun masa jabatannya di dewan yang berisikan 47 anggota tersebut. Kampanye untuk menangguhkan Russia dari anggota dewan, diinisiasi oleh Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield.

Dilansir kantor beritaReuters, Wakil Duta Besar Russia untuk PBB, Gennady Kuzmin, menggambarkan langkah itu sebagai langkah yang tidak sah dan bermotivasi politik. Kuzmin kemudian mengumumkan bahwa Russia telah memutuskan untuk keluar dari Dewan HAM PBB.

Serangan Roket

Sementara itu dari Ukraina dilaporkan bahwa sedikitnya 39 orang tewas dalam serangan roket Rusia yang menyasar sebuah stasiun kereta api di Ukraina timur yang dipergunakan untuk jalur evakuasi pada Jumat (8/4). Menurut Artem Dekhtyarenko, juru bicara Dinas Keamanan Ukraina, diantara korban tewas terdapat empat anak.

"Dua roket menghantam stasiun kereta api di Kramatorsk, sebuah kota di wilayah Donetsk, tempat sejumlah orang menunggu untuk dievakuasi ke daerah yang lebih aman," ungkap otoritas perkeretaan di Ukraina, seraya mengatakan ada lebih dari 100 orang terluka dalam serangan roket Russia itu.

Menurut Wali Kota Kramatorsk, Alexander Goncharenko, sebagian besar korban yang terluka berada dalam kondisi serius dan beberapa diantaranya kehilangan tangan dan kaki. "Ada hampir 4.000 warga sipil di stasiun pada saat serangan itu," ucap Wali Kota Goncharenko, seraya menambahkan kebanyakan dari warga sipil itu adalah perempuan dan anak-anak.

Menurut keterangan Gubernur Donetsk, Pavel Kirilenko, pasukan Russia menyerang stasiun kereta di Kota Kramatorsk dengan misil Iskander.

Menanggapi serangan roket di stasiun kereta Kota Kramatorsk, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, menyatakan bahwa serangan itu sebagai kejahatan tanpa batas. "Kurangnya kekuatan dan keberanian untuk melawan kami di medan perang, mereka secara sinis menghancurkan penduduk sipil. Ini adalah kejahatan yang tidak memiliki batas. Dan jika tidak dihukum, itu tidak akan pernah berhenti," tulis Presiden Zelenskyy di media sosial.

Banyak warga sipil di Ukraina timur memilih untuk mengungsi setelah ada laporan bahwa Russia menarik pasukannya untuk berkumpul kembali lalu melakukan serangan di bagian timur Ukraina yang berbatasan dengan Russia. Oleh karena itu, otoritas lokal di beberapa daerah telah mendesak warga sipil untuk pergi selagi masih memungkinkan dan relatif aman untuk melakukannya.AFP/DW/Anadolu/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top