PBB: Lebih dari 7 Juta Pengungsi Ukraina Telah Tiba di Negara-negara Eropa
Seorang anak Ukraina antre setelah tiba di Jerman dengan pesawat pengungsi pertama dari Moldova, di Bandara Internasional Frankfurt, Jerman, baru-baru ini.
Foto: ANTARA/BORIS ROESSLER/POOL VIA REUTERSJENEWA - Sebanyak 7.896.825 pengungsi Ukraina telah tiba di negara-negara Eropa sejak Russia meluncurkan operasi militer khusus di negara tersebut, kata Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi atau United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR), Rabu (28/12).
Menurut informasi yang diperolehUNHCR, jumlah itu bertambah 33.486 orang dalam sepekan terakhir. UNHCR mengatakan selama periode 24 Februari-27 Desember, jumlah terbanyak yaitu 2.852.395 orang, mencari perlindungan di Russia.
Selebihnya,1.546.354 orang tiba di Polandia, 1.021.667 orang di Jerman, 474.731 orang di Republik Ceska, 173.231 orang di Italia, 160.287 orang di Spanyol, 152.200 orang di Kerajaan Inggris, 148.451 orang di Bulgaria, 118.994 orang di Prancis, 106.629 orang di Romania, 105.370 orang di Slovakia dan 100.494 orang di Moldova.
Sementara itu, tidak lebih dari 100.000 orang tersebar di sejumlah negara lainnya. Sebanyak 4.885.650 pengungsi dimasukkan ke dalam program perlindungan dan dukungan nasional sementara.
Seperti dikutip dari Antara, menurut UNHCR, 16.867.334 orang telah tiba di negara-negara tetangga Ukraina sejak 24 Februari. Di waktu bersamaan, 8.952.486 orang menyeberangi perbatasan masuk ke Ukraina.
Sebelumnya, Asisten Komisaris Tinggi UNHCR untuk Perlindungan, Gillian Triggs kepada Reuters Newsmaker mengatakan curahan dukungan publik di seluruh Eropa untuk jutaan orang yang melarikan diri dari perang di Ukraina mungkin menunjukkan perubahan sikap terhadap pengungsi.
Menurut Triggs, lebih dari 6,5 juta orang telah pergi sejak Russia menginvasi Ukraina hampir empat bulan lalu. Banyak di antara mereka menemukan akomodasi di rumah pribadi atau hotel, serta di perumahan yang disponsori pemerintah.
Lebih Berbelas Kasih
Sebuah survei oleh lembaga jajak pendapat Ipsos juga menunjukkan bahwa dunia telah menjadi lebih berbelas kasih terhadap pengungsi. Temuan ini disebut menunjukkan perang di Ukraina telah meningkatkan keterbukaan publik kepada orang-orang yang melarikan diri dari perang atau penindasan.
Sekitar 78 persen orang di 28 negara percaya mereka yang melarikan diri dari konflik atau penganiayaan harus dapat berlindung di negara lain, atau naik dari 70 persen dalam survei tahun 2021.
Lebih sedikit orang juga percaya perbatasan harus sepenuhnya ditutup untuk pengungsi, dengan 36 persen di antaranya setuju dalam jajak pendapat Jumat, dibandingkan 50 persen tahun sebelumnya, sebagian mencerminkan berkurangnya kekhawatiran terkait pandemi virus korona.
Triggs mengatakan beberapa tingkat kelelahan mungkin terjadi dan memperingatkan pemerintah untuk bersiap untuk menampung kembali warga Ukraina setelah akomodasi swasta berkurang.
"Kami melihat belas kasih ini secara global untuk situasi di Ukraina karena sangat mengerikan. Kami mulai melihat beban yang dibebankan kepada pemerintah lokal dan nasional," kata dia.
Dia mengatakan pengalaman membantu orang-orang yang melarikan diri dari Ukraina akan membantu orang Eropa mempersiapkan peningkatan jumlah mereka yang meninggalkan rumah karena perubahan iklim di masa depan. "Sebelum Ukraina, Eropa jelas tidak siap untuk ini," kata dia.
Migrasi telah menjadi salah satu masalah kebijakan yang paling memecah belah di Eropa selama bertahun-tahun, karena blok tersebut menghadapi tekanan yang meningkat dari orang-orang yang melarikan diri dari konflik dan kemiskinan di Timur Tengah dan Afrika.
Survei Ipsos tentang sikap terhadap pengungsi mensurvei 20.505 orang dari 28 negara, termasuk Australia, Argentina, Tiongkok, Prancis, Inggris, Polandia, Swedia, Turki, dan Amerika Serikat.
"Sikap menjadi lebih baik sejak tahun lalu di sebagian besar negara yang disurvei, menunjukkan krisis Ukraina telah meningkatkan keterbukaan publik terhadap pengungsi dan membalikkan beberapa kekhawatiran yang ditimbulkan oleh pandemi," tulis Ipsos.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S
Tag Terkait:
Berita Trending
Berita Terkini
- Pertumbuhan Kapitalisasi Pasar Modal Tahun Ini Kehilangan Daya Pacu
- Bangun Ketahanan Energi, Pemerintah Segera Implementasikan Program B40 Pekan Ini
- Film Sejarah ‘Harbin’ Puncaki Box Office Korsel
- Album ‘SOS’ SZA Kembali ke Posisi 1 Tangga Album Billboard
- Mantan Rapper TOP Dikritik atas Perannya di ‘Squid Games 2’