Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

PBB: Kenaikan Harga dan Kerawanan Pangan Menambah Risiko Kelaparan di Asia

Foto : VOA/WFP

Semakin banyak orang Asia mengalami kekurangan makanan akibatnya melonjaknya kerawanan pangan menyusul kenaikan harga dan kondisi kemiskinan yang memburuk, menurut laporan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO).

A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON - Semakin banyak orang Asia mengalami kekurangan makanan akibatnya melonjaknya kerawanan pangan menyusul kenaikan harga dan kondisi kemiskinan yang memburuk, menurut laporan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) dan badan-badan PBB lainnya yang dirilis pada Selasa (24/1).

Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa "perlambatan dalam perang melawan kelaparan terus berlanjut," menurut laporan tersebut. Kajian itu juga menyoroti meningkatnya kerawanan pangan yang dihadapi orang-orang yang pindah ke kota, di mana mereka memiliki akses yang kurang lancar untuk mendapatkan makanan yang terjangkau.

Indeks Harga Pangan FAO telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, mencapai rekor pada Maret 2022. Indeks tersebut turun kembali karena harga komoditas agak menurun di akhir tahun, tetapi masih berada di angka 28 persen di atas level yang tercatat pada 2020.

Wilayah Asia-Pasifik mengimpor hampir $2 triliun makanan dalam setahun. Naiknya harga kebutuhan pokok, seperti beras, gandum, dan minyak, telah berdampak besar pada orang-orang miskin.

Kondisi itu adalah bagian dari apa yang disebut oleh badan-badan PBB sebagai krisis "5F" karena tidak cukup pangan (food), pakan (feed), pupuk (fertilizer), bahan bakar (fuel), dan pembiayaan (financing). Konflik di Ukraina telah memberikan pukulan berat pada banyak negara yang bergantung pada wilayah tersebut untuk mendapatkan pasokan gandum, minyak nabati dan pupuk.

Hampir 2 miliar orang, atau sekitar 45 persen dari jumlah penduduk yang tinggal di Asia, tidak mampu membeli makanan sehat, sehingga membawa dampak terhadap masalah anemia dan obesitas serta kelaparan.

Menggarisbawahi dampak pandemi, yang sangat memukul pekerja yang rentan di industri pariwisata dan manufaktur, hampir satu dari 10 orang Thailand mengalami kekurangan gizi pada 2019-2021, menurut laporan tersebut. Angka tersebut lebih tinggi dari beberapa tahun sebelumnya dan juga di banyak negara Asia Tenggara lainnya di mana pendapatan rata-rata jauh lebih rendah. Kemiskinan telah meningkat sebesar 2,6 persen antara 2015-2018, menurut data Bank Dunia.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top