Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pemberdayaan Kinerja SDM

PBB: Jam Kerja yang Fleksibel Tingkatkan Produktivitas Bisnis

Foto : ISTIMEWA

Pengaturan jam kerja yang fleksibel meningkatkan produktivitas dan potensi keuntungan bisnis.

A   A   A   Pengaturan Font

JENEWA - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), pada Jumat (6/1), mengatakan pengaturan jam kerja yang fleksibel seperti yang diperkenalkan selama krisis Covid-19 tidak hanya baik untuk karyawan, tetapi juga meningkatkan produktivitas dan potensi keuntungan bisnis.

Dikutip dari The Straits Times, dalam laporan pertamanya yang berfokus pada keseimbangan kehidupan kerja, Organisasi Perburuhan Internasional PBB (International Labour Organisation/ ILO) mengevaluasi pengaruh waktu kerja, jam kerja, dan pengaturan waktu kerja terhadap kesejahteraan staf dan kinerja bisnis.

"Laporan ini menunjukkan jika kita menerapkan beberapa pelajaran dari krisis Covid-19 dan melihat dengan sangat hati-hati struktur jam kerja, serta durasinya secara keseluruhan, kita dapat menciptakan solusi yang sama-sama menguntungkan, meningkatkan kinerja bisnis dan keseimbangan kehidupan-pekerjaan," kata Jon Messenger, penulis laporan itu, dalam sebuah pernyataan.

Laporan tersebut memeriksa langkah-langkah respons krisis yang digunakan pemerintah dan bisnis sebagai penyebaran pandemi, yang bertujuan menjaga agar organisasi tetap berfungsi dan pekerja tetap bekerja.

Ditemukan bahwa proporsi pekerja yang lebih besar dengan jam kerja yang dikurangi membantu mencegah hilangnya pekerjaan. "Dan itu menentukan bahwa implementasi telework skala besar yang diberlakukan di seluruh dunia telah tidak hanya mengubah teleworking, tetapi juga sifat pekerjaan, kemungkinan besar di masa mendatang," kata Messenger.

Memberikan Bukti Kuat

Menurut ILO, langkah-langkah Covid memberikan bukti kuat bahwa memberi pekerja lebih banyak fleksibilitas tentang bagaimana, di mana, dan kapan mereka bekerja dapat berdampak positif tidak hanya bagi mereka tetapi juga bagi bisnis, termasuk melalui peningkatan produktivitas.

Di sisi lain, laporan itu menemukan membatasi fleksibilitas meningkatkan biaya, termasuk karena pergantian staf yang meningkat. "Ada banyak bukti bahwa kebijakan keseimbangan kehidupan kerja memberikan manfaat yang signifikan bagi perusahaan," katanya.

ILO menekankan bekerja jarak jauh dan pengaturan kerja fleksibel lainnya membantu mempertahankan pekerjaan sekaligus mendorong lebih banyak otonomi karyawan. Namun dikatakan peraturan, termasuk apa yang disebut kebijakan "hak untuk memutuskan sambungan", diperlukan untuk mencegah efek negatif.

Menurut laporan itu, tidak semua orang di dunia kerja bekerja dengan standar delapan jam sehari atau 40 jam seminggu. Lebih dari sepertiga secara teratur bekerja lebih dari 48 jam setiap minggu, sementara 20 persen bekerja kurang dari 35 jam per minggu.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top