PBB: Dunia Perlu Sedot CO2 dari Udara untuk Hindari Bencana Iklim
TUNTUT DEKLARASI DARURAT IKLIM I Aktivis lingkungan melakukan aksi blokade di Jalan Asia-Afrika, Senayan, Jakarta, Rabu (6/4). Aksi tersebut menuntut pemerintah untuk mendeklarasikan darurat iklim sebegai bentuk keseriusan menangani masalah iklim yang nyata dan semakin parah.
PARIS - Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB) dalam laporan penting pekan ini mengatakan betapa pun cepatnya dunia memangkas emisi gas rumah kaca, dunia masih perlu menyedot CO2 dari udara dan lautan untuk menghindari bencana iklim.
Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) PBB telah lama memandang perlunya upaya marginal atau industri untuk menghindari pembatasan emisi, menghilangkan karbon dioksida (CDR) saat ini, sebagai senjata melawan pemanasan global.
"Ini adalah laporan IPCC pertama yang menyatakan dengan jelas bahwa penghilangan karbon dioksida diperlukan untuk mencapai target iklim kita," kata Kepala Oxford Net Zero di Universitas Oxford, Steve Smith.
Perjanjian Paris menyerukan pembatasan pemanasan global di bawah dua derajat Celsius, dan sebagian besar negara telah menandatangani batas yang lebih ambisius yaitu 1,5 derajat Celsius.
Bahkan di bawah skenario pemotongan karbon yang paling agresif, beberapa miliar ton CO2 perlu diekstraksi setiap tahun dari atmosfer pada 2050, dan total akumulasi ratusan miliar ton pada 2100.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya