Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Perubahan Iklim

PBB: Dunia Akan Mengalami Bencana 1,5 Kali Per Hari pada 2030

Foto : VICTOR KINTANAR/AFP

Warga terdampak topan di Provinsi Cebu, Filipina

A   A   A   Pengaturan Font

KUALA LUMPUR - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), pada Selasa (26/4), memperingatkan bahwa dunia akan menghadapi 1,5 bencana setiap hari, atau 560 bencana setahun pada 2030 akibat perubahan iklim, sehingga mendorong jutaan orang lagi ke dalam kemiskinan.

Menurut laporan dua tahunan PBB tentang bencana, dalam dua dekade terakhir, bencana berukuran sedang hingga besar tercatat antara 350 dan 500 kali setiap tahun. Namun, pemerintah "pada dasarnya" meremehkan dampak sebenarnya dari bencana tersebut terhadap kehidupan dan mata pencaharian penduduk.

"Meningkatkan alarm dengan mengatakan kebenaran tidak hanya diperlukan, tetapi juga penting," kata Kepala Kantor PBB untuk Pengurangan Risiko Bencana (UNDRR), Mami Mizutori, yang menerbitkan Laporan Penilaian Global 2022.

"Ilmunya jelas. Lebih murah untuk mengambil tindakan sebelum bencana menghancurkan daripada menunggu sampai kehancuran selesai dan merespons setelah itu terjadi," katanya kepada Thomson Reuters Foundation.

Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim yang didukung PBB (UNDRR) pada tahun ini memperingatkan bahwa dampak perubahan iklim, dari panas hingga kekeringan dan banjir, akan menjadi lebih sering dan intens, merusak alam, manusia, dan tempat tinggal mereka.

"Tetapi, langkah-langkah untuk memangkas emisi pemanasan planet dan beradaptasi dengan pemanasan global sama-sama terlambat," kata panel tersebut.

Laporan UNDRR yang baru mengatakan bencana yang semakin sering dan intens telah menewaskan atau mempengaruhi lebih banyak orang dalam lima tahun terakhir daripada periode lima tahun sebelumnya, dan dapat mendorong 100 juta orang lagi ke dalam kemiskinan pada 2030.

Asia Pasifik

Laporan juga mencatat berbagai jenis bencana alam mulai dari banjir, kekeringan, dan badai hingga gempa bumi dan epidemi.

"Dunia perlu berbuat lebih banyak untuk memasukkan risiko bencana dalam cara kita hidup, membangun dan berinvestasi, yang menempatkan umat manusia pada spiral penghancuran diri," kata Wakil Sekretaris Jenderal PBB, Amina J Mohammed, dalam sebuah pernyataan.

Bencana juga menelan biaya rata-rata sekitar 170 miliar dollar AS setiap tahun dalam dekade terakhir, dengan negara-negara berkembang dan orang-orang termiskin menderita secara tidak proporsional.

Negara-negara tersebut telah kehilangan rata-rata 1 persen dari Produk Domestik Bruto mereka per tahun akibat bencana, sepuluh kali lebih banyak daripada negara-negara berpenghasilan tinggi.

"Negara-negara Asia-Pasifik paling terpukul, dengan penurunan PDB tahunan sebesar 1,6 persen," kata laporan yang diterbitkan menjelang forum bencana global di Bali itu.

Di Filipina, misalnya, jutaan orang masih belum pulih dari Topan Rai, yang melanda pada bulan Desember, menewaskan lebih dari 300 orang dan menyebabkan ratusan ribu lainnya mengungsi, bersama dengan kerugian sekitar 500 juta dollar AS.


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top