Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kudeta di Myanmar I Pertempuran Besar Meletus di Falam

Pasukan Militer Serang Milisi di Negara Bagian Chin

Foto : MyanmarNow

Dibakar Pasukan Militer l Sebuah rumah di Thlanrawn, Negara Bagian Chin, Myanmar, dilalap api pada Senin (25/10) pagi. Rumah ini dibakar oleh pasukan militer ketika konvoi militer bergerak dari Kota Hakha ke Falam.

A   A   A   Pengaturan Font

YANGON - Berbagai kelompok etnik bersenjata, tokoh agama dan masyarakat, serta warga setempat pada Rabu (27/10) melaporkan bahwa pasukan militer Myanmar telah melakukan serangan terhadap kelompok-kelompok milisi di Negara Bagian Chin.

Chin terletak di bagian barat Myanmar dan berbatasan dengan India dan Bangladesh. Lebih dari 90 persen populasi di Chin ini beragama Kristen.

"Pasukan junta yang berkuasa menarget bangunan-bangunan keagamaan dan warga sipil dalam upaya mengalahkan kelompok-kelompok bersenjata lokal. Warga setempat hidup dalam suasana panik dan banyak di antara mereka yang telah meninggalkan desa mereka," kata para tokoh masyarakat dan agama.

Sejak awal Oktober, pemerintah junta mengirim sejumlah besar tentara ke Chin melalui daerah-daerah di dekatnya, Magway dan Sagaing, untuk menaklukkan kelompok-kelompok bersenjata lokal.

Kelompok milisi utama di negara bagian ini adalah Front Nasional Chin, yang didirikan pada 1988. Kelompok milisi lainnya yang muncul setelah kudeta Februari lalu adalah Laskar Pertahanan Chinland, Laskar Pertahanan Nasional Chin, dan unit-unit lokal Laskar Pertahanan Rakyat.

Para pejabat Front Nasional Chin dan anggota kelompok-kelompok lainnya mengatakan bahwa sejumlah besar tentara junta kini ditempatkan di Hakha, Ibu Kota Chin, dan di kota-kota di dekatnya, Mindat, Kanpetlet, Falam dan Thantlang, bersiaga untuk melakukan operasi militer.

Dalam perjalanan ke kota-kota tersebut, pasukan militer Myanmar sempat bertempur dengan kelompok-kelompok bersenjata.

"Pasukan junta menggempur desa-desa dan melakukan pembunuhan, penangkapan dan penahanan sewenang-wenang, penyiksaan dan penyitaan properti secara ilegal," kata para saksi mata dan laporan media yang berbasis di Chin.

Menurut keterangan juru bicara Front Nasional Chin dan Laskar Pertahanan Nasional Chin, dalam beberapa hari terakhir, pertempuran besar meletus di Falam sewaktu konvoi militer bergerak menuju Hakha.

"Yang terburuk adalah pengeboman desa-desa dan penghancuran bangunan-bangunan keagamaan. Karena perilaku melanggar hukum ini, warga desa meninggalkan rumah mereka begitu pasukan militer mendekati desa-desa," kata Eun Khaw Tee, yang baru-baru ini meninggalkan Mindat setelah rumahnya hancur oleh gempuran artileri pasukan junta.

Kecaman Biden

Sementara itu Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, pada Selasa (26/10) mengecam kudeta militer dan tindak kekerasan yang mengerikan di Myanmar. "Kecaman itu dilontarkan Biden pada pertemuan puncak dengan para pemimpin Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (Association of Southeast Asian Nations/Asean)," kata Gedung Putih.

Ketika berpidato di KTT virtual itu, Presiden Biden menyatakan keprihatinan serius tentang kudeta militer dan kekerasan mengerikan di Myanmar dan meminta rezim militer negara itu untuk segera mengakhiri kekerasan, membebaskan mereka yang ditahan secara tidak adil, dan memulihkan jalan Myanmar menuju demokrasi. AFP/VoA/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top