Pasokan Narkoba ke Pengguna Harus Diputus

Agar Indonesia tidak menjadi pasar bagi jaringan narkotika tingkat dunia maka yang harus dilakukan segera adalah memutus pasokan narkoba ke pemakai di Indonesia. Pihak aparat terkait harus mencegah, jangan sampai narkoba yang dipasok dari luar negeri itu sampai ke pengguna.

"Untuk penangkapan 'bandar' sudah pada jago, ada polisi, BNN, bahkan yang terakhir disita satu ton sabu. Sekarang yang diperlukan adalah jangan sampai narkoba itu sampai ke pengguna. Bayangkan kalau itu sampai masuk ke pejabat daerah?" kata mantan Pelaksana Ketua Harian BNN (Badan Narkotika Nasional), Komjen Pol Purn Ahwil Lutan, menegaskan seusai diskusi tentang pencegahan narkoba, di Jakarta, Rabu (19/7).

Sangat memprihatinkan, saat ini narkoba telah "meracuni" jutaan masyarakat, oknum-oknum pejabat daerah dan kemungkinan sudah masuk ke lembaga. Ini sangat mengkhawatirkan. Kalau teroris itu hanya mencuci otak, sedangkan kalau narkoba yang dirusak itu otak. Memang bisa sembuh, namun tidak akan seperti sebelum menggunakan narkoba. "Karena itu, jangan sampai menggunakan narkoba," ujar Ahwil.

Selain memutus pasokan, pemerintah juga harus mengusahakan agar jangan sampai pengguna atau korban penyalahgunaan narkoba mendapat narkotika. Kalaupun memang sudah tidak dapat ditolong kembali, harus segera direhabilitasi.

Ahwil menceritakan pengalamannya saat menjadi Dubes Mexico. Di Mexico, karena sistemnya dikuasai rezim yang telah berkuasa selama 75 tahun, maka agak sulit bagi presiden baru untuk mengendalikan pemerintahannya. Di Mexico, semua sendi-sendi kehidupan sudah disusupi narkoba, sehingga jangankan polisi, tentara saja juga tidak mampu mengatasinya.
Halaman Selanjutnya....