Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pengelolaan Air

Pasokan Air Bersih dari Waduk Diperbanyak

Foto : ANTARA/Raisan Al Farisi

BERSIHKAN SAMPAH - Anggota TNI mengambil sampah saat patroli bersih di Kawasan Hulu Sungai Citarum, Situ Cisanti, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah mengungkapkan baru 60 persen dari total kebutuhan air bersih warga DKI Jakarta dipasok oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), dan sebanyak 40 persen lainnya dipenuhi dari air tanah. Oleh karena itu, pemerintah berupaya mengurangi penggunaan air tanah di Jakarta tersebut dengan menambah pasokan air bersih yang bersumber dari cadangan di waduk.

"Air tanah itu, begitu ambil air tanah berlebih, permukaan muka tanah turun. Kita harus mengurangi pengambilan air tanah berlebihan," ujar Direktur Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR, Imam Santoso, saat perayaan Hari Air Dunia ke-26, di Jakarta, Minggu (25/3). Dia menilai upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerapkan sanksi bagi pengguna air tanah tanpa izin belum efektif sebagai solusi.

"Pemda DKI sudah memberikan sanksi dan sebagainya. Tapi bagaimana? Kalau airnya enggak bisa diberikan, padahal mereka butuh air," kata dia. Untuk itu, pemerintah pusat berupaya mengurangi penggunaan air tanah di Ibu Kota dengan mencari alternatif sumber pasokan. "Kita mengupayakan ada tambahan pasokan dari Waduk Jatiluhur," kata dia.

Saat ini, pasokan air bersih untuk warga DKI Jakarta dari Waduk Jatiluhur sekitar 16,5 juta meter kubik. Imam menambahkan sumber pasokan air bersih juga bisa memanfaatkan pasokan dari aliran Sungai Cisadane dan Cipinang. Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR berencana membangun jaringan distribusi air dari Waduk Karian menuju Jakarta.

Sumber-sumber air bersih baru juga sedang dipetakan. Kementerian PUPR menargetkan pada 2023 pasokan air bersih di Jakarta sudah sepenuhnya menggunakan sumber dari waduk, dan tidak lagi air tanah. Tantangan untuk mencapai target itu adalah pertumbuhan penduduk Ibu Kota yang pesat.

Air Terkotor

Dia juga mengungkapkan, Sungai Citarum adalah sungai terkotor di Indonesia. Ada dua jenis pencemaran di Sungai Citarum, yaitu berasal dari limbah cair domestik dan juga limbah padat. "Sungai Citarum kan terkenal sungai paling kotor. Sudah menjadi perhatian pemerintah. Pencemarannya banyak sekali.

Ada dari rumah tangga, industri, peternakan, masyarakat, pertanian, di buang di Sungai Citarum," papar Imam. Meski begitu, lanjut dia, Sungai Citarum merupakan sumber untuk konsumsi air warga Jakarta selama ini. "DKI sumber airnya dari Jati Luhur. Di Jati Luhur ada bendungan Cirata dan Saguling, di atasnya ada Sungai Citarum.

Sungai Citarum ini airnya masuk ke Saguling, lalu ke Cirata, lalu masuk lagi ke Jati Luhur, lalu airnya dikonsumsi oleh masyarakat Jakarta. Itu yang sangat kita perhatikan sehingga benar-benar berkonsentrasi membersihkan dari toxic, baik cair atau padat." kata Imam.

pin/SB/WP

Penulis : Peri Irawan, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top