Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pasien Asma Diminta Lepaskan Ketergantungan pada Inhaler Pelega SABA

Foto : ISTIMEWA

asma

A   A   A   Pengaturan Font

"Kampanye 'Stop Ketergantungan' merupakan langkah penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan mempromosikan kualitas hidup yang sehat bagi para penyandang asma. Kami berharap kampanye ini dapat membantu sebanyak mungkin pasien asma di Indonesia untuk menjaga kualitas hidup yang lebih baik," ujar dia dalam konferensi pers virtual, Rabu (10/5).

Sebuah talk show bertajuk Stop Ketergantungan: Inhaler Tepat, Redakan Asma diselenggarakan dalam beberapa sesi yang dihadiri oleh Kementerian Kesehatan, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, dan Zaskia Adya Mecca sebagai seorang yang merawat penderita asma. Acara ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat, khususnya pasien asma dan tenaga kesehatan, mengenai penyakit asma dan penanganan yang tepat untuk penyakit ini melalui kampanye "Stop Ketergantungan".

Dokter Spesialis Paru dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Dr. H. Mohamad Yanuar Fajar, Sp.P, FISR, FAPSR, MARS, menyatakan, pasien asma di Indonesia cenderung menggunakan inhaler pelega SABA dibandingkan dengan inhaler dengan kandungan ICS (Anti-inflamasi melalui inhaler). Hal ini karena SABA dirasakan dapat memberi efek lega secara cepat, dan telah menjadi lini pertama terapi asma sejak lama.

"Sebenarnya penggunaan inhaler pelega SABA secara teratur, dapat mengurangi efek atau manfaatnya, sehingga untuk mendapatkan efek yang sama, diperlukan lebih banyak inhalasi atau obat. Terlebih lagi penggunaan SABA secara berlebih dapat meningkatkan risiko terjadinya serangan asma, rawat inap karena asma, bahkan kematian," terang dia.

Selain itu, pengobatan asma dengan hanya menggunakan inhaler pelega SABA tidak lagi direkomendasikan, karena SABA tidak mengatasi peradangan yang mendasari asma. Sebagai gantinya, pasien asma harus mendapat pengobatan yang mengandung ICS (anti radang/anti inflamasi), contohnya kombinasi ICS-Formoterol, untuk mengurangi risiko serangan asma.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top