Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pelemahan Konsumsi l Penjualan Mobil pada Mei 2020 Terjun Bebas hingga 95,7% secara Yoy

Pasar Otomotif Indikasikan Anomali

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kondisi pasar otomotif saat ini sangat terpukul seiring penurunan penjualan akibat dampak pandemi Covid-19. Meski demikian, pasar kini diyakini mulai menunjukkan sinyalemen menggeliat.

Pengamat otomotif, Bebin Djuana, menilai penjualan produk otomotif saat ini turun sangat drastis. Penurunan tersebut membuat semua pihak, terutama produsen, terkejut dan cenderung tak siap.

"Mereka tidak menyangka dengan kondisi saat ini. Sebab yang terganggu bukan hanya pasar domestik, melainkan juga global. Tadinya ekspor digenjot jika kondisi pasar otomotif domestik terganggu. Terus, sekarang ini produk otomotif Indonesia akan diekspor ke mana? Masalahnya, hampir semua negara mengalami pelemahan (konsumsi)," jelas Bebin kepada Koran Jakarta, akhir pekan lalu.

Karena itu, Bebin menilai dalam kondisi saat ini, pelaku industri otomotif hanya fokus pada upaya mempertahankan bisnisnya atau survive dan tetap eksis. Pasalnya, dalam kondisi seperti ini tidak boleh kehilangan semangat dan tetap inovatif.

Dia mencontohkan antrean calon konsumen motor Kawasaki 250 cc. Kabarnya, calon konsumen yang akan memesan motor tersebut harus rela mengantre mulai jam 06.00 pagi. Begitu dibuka, imbuhnya, tak lama daftar 100 calon pembeli sudah terisi semua. Padahal, harga unit tersebut di atas 100 juta rupiah.

"Ini hal kecil, tapi justru menjadi indikasi yang bagus bagi pasar donestik kita," ujarnya.

Menurutnya, kondisi pasar di Indonesia cukup unik. Di saat kondisi yang memprihatinkan, biasanya terjadi kondisi anomali. Dia mencontohkan saat krisis pada 1998, nilai tukar rupiah terdepresiasi sangat dalam sekitar 600 persen selama kurun waktu kurang dari setahun, tetapi masih bisa bertahan. Negara lain saja, lanjutnya, melemah sebesar 30 persen saja sudah mau menyerah.

"Indonesia tidak. Pasar masih jalan dan tidak menyerah. Saya berharap anomali itu terjadi lagi. Yang tidak bisa terjadi negara lain, namun di negara kita terjadi. Industri bahu-membahu tetap bertahan," ujarnya.

Penjualan Turun


Seperti diketahui, penjualan mobil di Indonesia pada Mei 2020 terjun bebas hingga 95,7 persen dibandingkan periode yang sama pada Mei 2019 (yoy). Mengacu data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil pada Mei 2020 hanya 3.551 unit, padahal pada bulan yang sama tahun lalu bisa sampai 84.109 unit.

Hal itu menambah penurunan beruntun di mana pada April penjualan mobil di Indonesia menyusut 90,63 persen yakni dari 84.056 unit pada April 2019 menjadi 7.871 unit pada April 2020.

Merosotnya penjualan pada Mei 2020 mengikuti tren penurunan sejak bulan-bulan sebelumnya, sekaligus menjadi yang terendah.
Penurunan penjualan secara wholesales ini diduga karena stok di diler masih bertumpuk karena lesunya minat konsumen selama pandemi virus korona (Covid-19).

Penurunan penjualan drastis sudah terlihat pada Maret ke April 2020, dari 76.811 unit menjadi 7.868 unit, kemudian diperparah pada Mei menjadi lebih dari setengah penjualan pada April yakni 3.551 unit.

Sejumlah pabrikan tercatat tidak mengirimkan wholesales pada Mei. Beberapa pabrikan yang bisa menjual lebih dari 500 unit pada Mei, antara lain Mitsubishi 919 unit dan Toyota 716 unit.

mad/Ant/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top