Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Diplomasi Internasional I Naiknya Harga Pangan Dunia Akan Sebabkan Kelaparan

Partisipasi Negara Kecil Penting untuk Perkuat Sistem Multilateral

Foto : AFP/KAZUHIRO NOGI

Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong

A   A   A   Pengaturan Font

SINGAPURA - Negara-negara kecil bergantung pada sistem multilateral untuk keamanan dan kelangsungan hidup mereka, dan mereka harus berperan aktif untuk memperkuatnya. Hal itu diutarakan oleh Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, dalam pesan video kepada para pemimpin dan menteri yang menghadiri resepsi Forum Negara-Negara Kecil di New York, Amerika Serikat (AS) yang diadakan bersamaan dengan pertemuan para pemimpin dunia di Sidang Majelis Umum PBB pada Kamis (22/9) waktu setempat.

"Tatanan internasional ini tidak sempurna, tetapi sejauh ini merupakan taruhan terbaik kita. Jika dunia kita mundur, mungkin benar jika negara-negara kecil akan merasa tidak mungkin untuk bertahan hidup dan bahkan negara-negara besar tidak akan menjadi lebih baik," kata PM Lee.

"Oleh karena itu, kita harus berpartisipasi secara aktif untuk memperkuat sistem multilateral. Pertahankan 'lapangan bermain' setinggi mungkin, untuk melindungi kepentingan negara-negara kecil," imbuh dia.

Forum pengelompokan informal terkait negara-negara kecil yang dimulai oleh Singapura pada 1992, ditujukan untuk membahas isu-isu yang menjadi perhatian bersama dan memberikan suara yang lebih besar kepada negara-negara kecil di PBB, dimulai dengan 16 anggota dan sekarang menyatukan 108 negara, atau lebih dari setengah keanggotaan PBB.

Resepsi tersebut dipandu oleh Menteri Luar Negeri Singapura, Vivian Balakrishnan, yang menghadiri Sidang Majelis Umum PBB pekan ini.

Menlu Balakrishnan sendiri mengatakan kelompok itu dimulai karena kebutuhan tiga dekade lalu, tetapi masalahnya mulai terasa hari ini. Mulai dari isu perang hingga energi dan kerawanan pangan, menggarisbawahi perlunya, terutama saat ini, bagi negara-negara untuk membuat tujuan bersama.

"Karena negara kami kecil, kami harus mendukung multilateralisme karena itu adalah satu-satunya 'permainan' di negara kota kami," kata dia. "Alternatifnya adalah 'mungkin benar'. Kami sebenarnya tidak punya pilihan," imbuh Menlu Singapura itu.

Sementara itu dalam pidatonya, PM Lee mencatat bahwa kelompok tersebut memperingati hari jadinya yang ke-30 tahun ini di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik dan ketidakpastian ekonomi.

PM Singapura itu pun menyoroti bagaimana lingkungan menjadi lebih bermasalah, mulai dari invasi Russia ke Ukraina yang melanggar Piagam PBB dan merusak tatanan berbasis aturan. Di sisi lain juga terjadi ketegangan antara AS dan Tiongkok yang kian meningkatkan risiko konflik antara negara-negara besar.

Selain itu ada isu naiknya harga pangan dan minyak serta gangguan rantai pasokan memperburuk kemiskinan dan bahkan dapat menyebabkan kelaparan. Perubahan iklim, patogen baru, dan ancaman dunia maya membahayakan keselamatan, keamanan, dan kesejahteraan miliaran orang.

"Ketidakpastian dan ancaman ini dapat menimbulkan bahaya besar bagi ekonomi, masyarakat, dan keberadaan negara-negara kecil seperti kita. Kita pada dasarnya rentan, dengan penyangga yang sangat kecil terhadap guncangan," kata PM Lee.

Tebus Kekurangan

Dalam penjelasannya, PM Lee juga menyinggung bahwa kurang negara-negara kecil terbatas dalam masalah ukuran, namun negara-negara kecil tersebut dapat menebus melalui kelincahan, akal dan kerja sama.

"Semua ini fokus pada bagaimana kita bisa efektif di PBB, mendukung dan menegakkan sistem berbasis aturan multilateral," tutur PM Singapura itu.

Selain itu PM Lee mengatakan negara-negara kecil perlu bekerja sama dalam banyak kepentingan khusus. Ini termasuk pembangunan berkelanjutan, perubahan iklim dan keamanan dunia maya, serta isu-isu yang muncul yang mempengaruhi kepentingan bersama global, seperti tata kelola lautan dan luar angkasa.

"Kolaborasi dalam isu-isu ini dapat dilakukan melalui instrumen yang ada dan baru, dan negara-negara kecil harus berpartisipasi dalam membentuk agenda internasional," ungkap dia. SB/ST/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top