Parpol Perlu Hati-hati Tentukan Capres dan Cawapres
Pengamat politik dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM), sekaligus peneliti senior Surabaya Survei Center (SSC), Surokim Abdussalam
Foto: istimewaJAKARTA - Partai politik (parpol) perlu berhati-hati dalam menentukan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) pada Pilpres 2024 mendatang.
Hal itu diungkapkan pengamat politik dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM), sekaligus peneliti senior Surabaya Survei Center (SSC), Surokim Abdussalam saat dihubungi, Selasa (6/12), sejalan dengan pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam beberapa kesempatan di Jakarta.
Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan seluruh parpol agar berhati-hati dalam menentukan capres dan cawapres yang akan dipilih pada pemilihan umum tahun 2024 mendatang.
Hal tersebut dikarenakan capres dan cawapres tersebut akan memimpin lebih dari 270 juta rakyat Indonesia di tengah kondisi global yang penuh tantangan.
"Memang harus hati-hati, hati-hati, loh, menakhodai 270 juta lebih rakyat Indonesia. Kenapa selalu saya ulang-ulang? Memang harus hati-hati. Jangan sembrono," ujar Presiden dalam keterangannya kepada awak media di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Surokim mengatakan realitas politik di Indonesia menunjukkan penentuan calon presiden (capres) dan cawapres bergantung dari parpol.
"Parpol sejauh ini masih menjadi pintu masuk untuk ikut kontestasi. Kandidat dari non-partai selalu terjal untuk proses kandidasi karena semua bergantung dari usulan parpol untuk bisa lolos dalam kandidasi parpol,"tuturnya.
Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Jakarta, Ujang Komarudin, mengatakan munculnya capres dan cawapres tetap harus melihat realita politik. Menurutnya, dalam politik memang semua serbamungkin, tetapi realitas tetap menjadi kunci utama.
Peran Parpol
Ujang kembali mengingatkan pernyataan Presiden bahwa pasangan capres dan cawapres itu disiapkan oleh partai politik atau gabungan partai politik, sebelum dipilih oleh rakyat. Oleh karena itu, peran partai politik dalam menentukan pasangan capres dan cawapres sangatlah penting.
"Saya ulang ya, bahwa yang namanya capres, cawapres, itu disiapkan oleh partai atau gabungan partai. Nanti yang pilih rakyat, bukan saya. Partai atau gabungan partai, yang milih rakyat, sehingga sekali lagi, hati-hati memilih capres dan cawapres," imbuhnya.
Presiden juga berpesan agar partai-partai politik mempertimbangkan waktu yang tepat dalam mengumumkan capres dan cawapres. Presiden meminta parpol menjaga situasi kondusif politik, terutama di tengah keadaan global yang tidak menentu.
"Pemilunya sudah tinggal Februari 2024, awal loh berarti, tinggal setahun praktis, iya kan? Tetapi menjaga kondusivitas politik, karena tidak terdukung oleh keadaan global itu yang harus kita tahu semuanya, hati-hati. Keadaan ini tidak sedang normal-normal saja," ujar Presiden.
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 3 Ini Kata Pengamat Soal Wacana Terowongan Penghubung Trenggalek ke Tulungagung
- 4 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 5 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
Berita Terkini
- Pasangan Risma-Gus Hans Sampaikan Permohonan Maaf di Akhir Masa Kampanye Pilgub Jatim
- Degrowth, Melawan Industrialisasi dan Konsumsi Berlebihan Demi Masa Depan yang Berkelanjutan
- Hardjuno Pertanyakan RUU Tax Amnesty Tiba-tiba Masuk Prolegnas Prioritas Saat RUU Perampasan Aset Tidak
- Kebijakan Luar Negeri Prabowo Subianto: Diplomasi yang Berimbang untuk Indonesia
- Tuai Kecaman, Biaya Penobatan Raja Charles Capai £72 juta