Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik di Ukraina I Paus Minta Presiden Zelenskyy Terbuka Terhadap Proposal Perdamaian

Parlemen Russia Dukung Aneksasi

Foto : AFP/Natalia KOLESNIKOVA

Didukung Parlemen l Warga Russia berkumpul di pusat Moskwa saat merayakan aneksasi 4 wilayah Ukraina pada Jumat (30/9) pekan lalu. Pada Senin (3/10), parlemen Russia dengan suara bulat mendukung undang-undang untuk mencaplok empat wilayah Ukraina tersebut.

A   A   A   Pengaturan Font

MOSKWA - Anggota parlemen Russia pada Senin (3/10) dengan suara bulat mendukung undang-undang untuk mencaplok empat wilayah Ukraina yang telah disetujui oleh Presiden Russia, Vladimir Putin. Langkah parlemen itu dipastikan akan meningkatkan konflik.

Anggota majelis rendah parlemen yang setia kepada Kremlin seluruhnya memilih untuk menganeksasi Donetsk, Lugansk, Kherson dan Zaporizhzhia dengan Russia tanpa satupun abstain atau suara menentang pencaplokan.

Sebelumnya pada Jumat (30/9) pekan lalu, Presiden Putin memimpin sebuah upacara akbar di Kremlin di mana ia menandatangani perjanjian dengan para pemimpin empat wilayah yang dicaplok Moskwa untuk menjadi bagian dari Federasi Russia.

Ukraina secara resmi menanggapinya dengan mengajukan aplikasi untuk segera bergabung dengan aliansi militer pimpinan AS yaitu NATO dan mengatakan tidak akan pernah bernegosiasi dengan Russia selama Putin berkuasa.

Saat berbicara kepada parlemen, Menteri Luar Negeri Russia, Sergei Lavrov, meminta anggota parlemen untuk mendukung RUU untuk membela bahasa, budaya, dan perbatasan Russia.

"Kami tidak menanggapi ancaman imajiner, kami membela perbatasan kami, Tanah Air kami dan rakyat kami," kata Lavrov.

Dia juga mengklaim Amerika Serikat (AS) telah mengumpulkan semua negara Barat melawan Moskwa untuk mendukung Ukraina. "AS menaklukkan hampir seluruh kolektif Barat, memobilisasinya untuk mengubah Ukraina menjadi instrumen perang dengan Russia," imbuh dia.

Keempat wilayah yang dicaplok Russia itu menciptakan koridor darat yang penting antara Russia dan Semenanjung Crimea, yang dianeksasi oleh Moskwa pada 2014. Namun pasukan Russia tidak memiliki kendali penuh atas Kherson atau Zaporizhzhia dan Kremlin belum mengkonfirmasi area mana dari wilayah tersebut yang dianeksasi.

Permohonan dari Vatikan

Sementara itu pada Minggu (2/10), pemimpin Gereja Katolik Roma, Paus Fransiskus, mengulangi seruannya kepada Presiden Putin untuk menghentikan perang di Ukraina.

"Permohonan saya ditujukan pertama dan terutama kepada Presiden Federasi Russia, saya memohon dia untuk menghentikan spiral kekerasan dan kematian ini, juga demi rakyatnya sendiri," ungkap paus seperti dikutip oleh Vatican News.

Paus Fransiskus juga mengimbau Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, untuk terbuka terhadap proposal untuk perdamaian yang serius.

"Saya mendesak semua protagonis kehidupan internasional dan para pemimpin politik negara-negara untuk melakukan segala kemungkinan guna mengakhiri perang," kata dia.

Dalam seruannya, Paus Fransiskus juga menyampaikan keprihatinannya atas ancaman nuklir dan eskalasi militer dalam perang di Ukraina.

"Saya sangat menyesalkan situasi serius yang telah muncul dalam beberapa hari terakhir, dengan tindakan lebih lanjut yang bertentangan dengan prinsip-prinsip hukum internasional. Ini meningkatkan risiko eskalasi nuklir, menimbulkan ketakutan akan konsekuensi yang tidak terkendali dan bencana di seluruh dunia," tegas Paus Fransiskus. AFP/Anadolu/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top