Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Politik Thailand

Parlemen Pilih PM Baru pada 4 Agustus

Foto : AFP/LILLIAN SUWANRUMPHA

Ketua DPR Thailand, Wan Muhamad Noor Matha

A   A   A   Pengaturan Font

BANGKOK - Parlemen Thailand dijadwalkan untuk bersidang lagi pada 4 Agustus untuk memilih perdana menteri setelah terjadi kebuntuan politik usai pemilihan umum nasional pada Mei lalu.

Pemilihan pada 4 Agustus dijadwalkan setelah dua pemungutan suara sebelumnya dimana partai pemenang pemilu, Partai Move Forward (MFP), berupaya untuk mengesahkan pemimpinnya, Pita Limjaroenrat, sebagai perdana menteri, telah diblokir oleh anggota parlemen konservatif dan anggota parlemen yang dicalonkan militer.

Partai Pheu Thai, yang berada di urutan kedua pada pemilu Mei dan yang merupakan bagian dari aliansi delapan partai dengan Partai Move Forward, diperkirakan akan mengajukan kandidatnya untuk jabatan perdana menteri, setelah Partai Move Forward memberi jalan agar mitra koalisinya itu bisa membentuk pemerintahan yang baru.

Pemilik hak suara di Thailand mendukung Partai Move Forward untuk menuju kemenangan pada pemilu yang mengejutkan atas saingan yang didukung militer yang telah mendominasi politik negara itu selama sebagian besar dekade terakhir.

Tetapi Senat yang dicalonkan militer dan penentang dari kubu konservatif dan royalis menolak Pita sehingga menghentikan upayanya untuk menjadi perdana menteri.

Sebuah dokumen parlemen yang menguraikan agendanya untuk 4 Agustus mengatakan bahwa DPR akan mempertimbangkan dan mendukung individu yang cocok untuk menjadi perdana menteri.

Mahkamah Konstitusi Thailand pada Kamis (3/8) mendatang rencananya akan meninjau petisi terkait keputusan awal Juli untuk memblokir pencalonan Pita untuk jabatan PM Thailand yang baru.

Namun, pemungutan suara dapat ditunda karena peninjauan kembali pengadilan yang tertunda atas keputusan sebelumnya, kata Ketua DPR Wan Muhamad Noor Matha kepada wartawan di Parlemen sebelum agenda dirilis.

"Jika pengadilan tidak menerima petisi, parlemen dapat mengadakan pemungutan suara untuk perdana menteri keesokan harinya," kata Wan Noor. "Namun jika menerima petisi, pemungutan suara parlemen tidak akan dilakukan sampai pengadilan mengeluarkan keputusannya, mungkin sepekan kemudian," imbuh dia.

Manuver Pheu Thai

Sementara itu menanggapi perkembangan terbaru ini, Partai Pheu Thai menyatakan bahwa partainya akan mengadakan pertemuan dengan tujuh mitra koalisinya pekan depan.

Tujuan dari pertemuan ini untuk memberitahu hasil pembicaraan baru-baru ini antara Pheu Thai dan pihak lain di luar blok koalisi dan senator, serta akan membiarkan MFP untuk memutuskan masa depan koalisi.

"Pheu Thai telah mengadakan pembicaraan dengan partai lain dan senat dalam upaya mencari dukungan untuk pemungutan suara bagi menentukan PM berikutnya di parlemen," ucap wakil pimpinan Pheu Thai, Phumtham Wechayachai. ST/BangkokPost/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top