Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Ben Davis

Paranoia karena Terlalu Lelah Melayani

A   A   A   Pengaturan Font

Istilah "pekerja garis depan" sering memunculkan gambar-gambar dokter dengan pakaian hazmat atau tentara berseragam. Tetapi selama wabah korona, pekerja di berbagai industri telah menjadi bagian penting dari mesin yang membuat dunia bergerak.

Pegawai wajib bekerja meskipun ada risiko besar mengadang. Mereka bisa saja bekerja sebagai pegawai peternakan, sopir bus, penasihat kesehatan mental atau polisi. Mereka semua berada di garis depan untuk situasi genting pandemi virus korona ini.

Ben Davis (35), misalnya, yang bekerja sebagai Direktur Program dan Pekerja Sosial di Center for Urban Community Services di New York, AS. Davis bekerja di program di Pusat Layanan Masyarakat Urban (CUCS) yang banyak merawat pasien dewasa dengan penyakit mental serius. Mereka sebagian besar tinggal di Bronx.

Para pasien juga telah mendapat bantuan dari klinik dan program kesehatan mental lainnya, tanpa keberhasilan jangka panjang. Tujuan program ini untuk membantu klien berkembang di tengah masyarakat, tanpa dirawat di rumah sakit. "Kami melayani orang-orang di banyak tempat, termasuk anak-anak jalanan," kata Davis.

Pelayanan termasuk para tunawisma di jalanan dan penghuni rumah penampungan. "Kami menyediakan pelayanan psikoterapi, perawatan kejiwaan, dan bantuan pengobatan medis lainnya," tambahnya.

Apa pun dilakukan, termasuk berbelanja bahan makanan dan membersihkan badan mereka. Davis juga membantu belajar anak-anak. Dengan adanya pandemi, pekerjaan yang sudah sulit, tambah berat dan kompleks. Keperluan jaga jarak membuat pengobatan, pelayanan, dan perawatan lewat jarak jauh, awalnya.

Namun, belakangan, semua itu tidak maksimal karena banyak pelayanan yang harus bertatap muka, tak bisa secara virtual. "Saking beratnya pelayanan, banyak di antara kami mulai mengalami paranoia sebagai bagian dari gejala kejiwaan mereka," ujar Davis. Mereka banyak mengalami ketakutan terkontaminasi kuman orang lain. Program isolasi mandiri dikhawatirkan meningkatkan paranoia para pelayan.

"Namun, yang penting, agar para pasien lebih nyaman, meskipun, bukan tidak mungkin, kami yang akan jadi korban juga," tutur Ben Davis. wid/time/G-1*

Komentar

Komentar
()

Top