Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Paralayang Sumbang Emas Bersejarah

Foto : ANTARA /INASGOC/Charlie
A   A   A   Pengaturan Font

Emas paralayang menjadi bersejarah karena cabang olahraga ini baru diperlombakan kali ini di pentas Asian Games.

BOGOR - Indonesia kembali menambah pundi-pundi emas di Asian Games 2018 melalui cabang olahraga paralayang di nomor ketepatan mendarat beregu putra. Selain itu paralayang juga menyumbang medali perak untuk nomor ketepatan mendarat beregu putri.

Raihan ini cukup membanggakan mengingat paralayang baru diperlombakan kali ini di pentas Asian Games. "Ini merupakan catatan emas untuk sejarah paralayang Indonesia dan Asian Games 2018. Pertama kali tampil, untuk kali pertama juga kami bisa meraih emas," kata Manajer tim paralayang Indonesia, Wahyu Yudha.

Untuk tim putri, Wahyu mengaku tetap bangga meski mereka hanya mendapatkan medali perak. Menurutnya, perjuangan putri-putri Indonesia patut dihargai. "Untuk tim putri, kondisi angin berubah-ubah, kita sebenarnya kalah tipis dengan negara Thailand. Tapi apapun hasilnya ini hasil terbaik," sambungnya.

Atlet paralayang putra Indonesia berhasil meraih emas pada nomor KTM nomor beregu putra yang berlangsung enam ronde dengan nilai 1.104. Indonesia menurunkan lima atlet putra yakni Hening Paradigma, Roni Pratama, Joni Efendi, Aris Apriansyah, dan Jafro Megawanto.

Sementara untuk tim putri yang diperkuat Lis Andriana, Ike Ayu Wulandari, dan Rika Wijayanti sampai ronde keempat masih unggul. Tetapi di ronde kelima kalah dari Thailand, hingga ronde keenam tidak mampu mengejar lagi."Selisih tim putra kecil jadi bisa dikejar, tim putri selisih nilai cukup jauh," kata pelatih paralayang, Gendon Subandono.

Saat disinggung soal target cabang olahraga paralayang, Gendon mengatakan, target adalah satu emas, tetapi pihaknya berusaha untuk sebanyak-banyaknya. Kita sudah berhasil meraih satu emas dan satu perak untuk ketepatan mendarat beregu putra dan putri," ujar Gendon.

"Kami berharap lebih banyak lagi. Tapi dinamikanya masih tinggi sehingga masih menunggu hasil dari teman-teman atlet lain," sambungnya.

Cabang paralayang menargetkan dua emas, karena itulah para atlet menurut Gendon tertantang untuk merebut satu emas lagi. Dia optimististis target tersebut bisa dicapai. "Kalau dari kami, kami menyampaikan kepada pemerintah satu emas tapi dari menpora dua emas jadi optimistisnya satu emas, tantangan dua emas. Mudah-mudahan berhasil," tandasnya.

Indonesia juga masih berpeluang meraih medali di nomor ketepatan tunggal putra dan putri yang masing-masing diwakili Jafro Megawanto dan Rika WIjayanti.

Kendala Cuaca

Sementara itu cuaca menjadi tantangan terberat setelah tekanan mental yang dihadapi oleh tim nasional.

"Kami dari sisi atlet pada saat pertandingan yang kami rasakan, beban cuaca yang sangat signifikan," kata Hening Paradigma perwakilan tim atlet paralayang putra.

Hening mengatakan, pada hari pertama dan kedua temperatur udara dirasakan meletup-letup. Cuaca memang cerah, tetapi dinamika angin berubah-ubah dan suhu yang siang panas, malam hari dingin.

Ia mengatakan terjadi perbedaan kondisi cuaca ketika sedang berada di atas, dan ketika hendak mendarat juga membutuhkan skill yang terampil untuk bisa mendaratkan kaki di titik (PAD) sempurna.

"Alhamdulillah dengan segala kesiapan kita, segenap dukungan dan doa-doa, kita bisa mendapatkan prestasi ini. Apalagi kita bermain cuaca, sesuatu yang tidak terlihat kayak itu," kata pria 32 tahun ini.

Menurut pria yang akrab disapa Digma ini, selain usaha yang total, peran doa juga ikut mendukung atlet menghadapi situasi apapun. "Pesan pak Warno saat di Batu, Malang, kalau kita menghadapi cuaca yang kurang baik, kita harus mendekatkan diri pada Allah. Alhamdulillah tim mendapatkan cuaca yang bagus, disertai mentalitas yang baik menghadapi dinamika ini," katanya.ben/Ant/S-1

Penulis : Benny Mudesta Putra, Antara

Komentar

Komentar
()

Top