Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Para Pejabat Main Ketoprak untuk Hibur Warga

Foto : KORAN JAKARTA/ HENRI PELUPESSY

Menghibur Warga - Ketoprak Kolosal HUT Ke-251 Kabupaten Klaten menampilkan Sekretaris Daerah Jateng, Sri Puryono KS (kanan) dan seniman asal Yogyakarya, Yati Pesek (tengah), menghibur warga, di Alun-alun Kabupaten Klatem, Jawa Tengah, baru-baru ini.

A   A   A   Pengaturan Font

Suasana berbeda dari hari biasanya. Ribuan warga terlihat menyemut di Alun-alun Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, menyaksikan pertunjukan seni budaya Jawa dalam rangka hari jadi ke-215 Kabupaten Klaten, baru-baru ini. Pergelaran ketoprak kolosal tersebut merupakan kolaborasi dari pejabat, pelajar, dan seniman.

Sederet pejabat di lingkungan Setda Klaten, mulai asisten, kepala OPD, hingga camat, dan Forkopimda setempat turut beradu akting dalam pergelaran ketoprak dengan lakon Sunan Pandanaran Tembayat. Tidak ketinggalan Sekretaris Daerah (Sekda) Jateng, Sri Puryono KS dan seniman asal Yogyakarta, Yati Pesek tampil juga.

Pertunjukan tari yang dibawakan para pelajar, penampilan prajurit yang gagah berani, alur cerita dan tutur bahasa mudah dipahami, dekorasi dan properti panggung yang artistik, serta kostum pemain nan cantik dan unik menjadi magnet. Hal itu membuat warga bertahan menyaksikan adegan demi adegan hingga pergelaran budaya adiluhung itu berakhir.

Ketoprak yang mengisahkan perjalanan Sunan Pandanaran II atau Sunan Bayat alias Pangeran Mangkubumi dari Kabupaten Semarang menuju Tembayat, Klaten, dikemas sangat menarik dan atraktif. Alur cerita mengenai sejarah Semarang dan awal penyebaran agama Islam di bumi Jawa dengan tokoh utama Sunan Pandaranan II.

Sepanjang perjalanan menuju Gunung Jabalkat yang berada di Kecamatan Bayat, Pangeran Mangubumi bertemu dengan masyarakat dari berbagai kalangan dan beragam persoalan yang dihadapi. Petuah dan nasihat sang Kiai Ageng yang makamnya berada di Bayat tersebut sarat makna kebaikan, terutama mengenai manusia yang selalu mengejar kekayaan dunia dan melupakan kehidupan akhirat yang kekal abadi.

Beberapa daerah yang sebelumnya tidak bernama, mendapatkan nama dari Sunan Pandanaran sesuai dengan pengalaman atau peristiwa istimewa di daerah tersebut, seperti Salatiga, Boyolali, Wedi, dan Bayat yang hingga kini menjadi nama kabupaten dan kota serta kecamatan di Klaten.

Suasana Semarak

Riuh tepuk tangan dan tawa gembira penonton terus menggema di jantung Kota Klaten ketika itu. Suasana semakin semarak ketika Sekda Jateng yang berperan sebagai Haryo Pamekas dari Demak, duet dengan seniman senior, Yati Pesek, menyanyikan tembang Jawa, Nyidam Sari, di atas panggung. Tepuk tangan dan gelak tawa semakin bergemuruh saat Yati Pesek dengan celetukan-celetukannya mengocok perut penonton.

Yati Pesek yang berperan sebagai ibu dari dua seniman dari komunitas waria, yaitu Apri alias Arif Budi dan Mimin alias Sukimin, dengan gaya menari mereka yang energik dan menarik, mampu mengusir rasa kantuk penonton. Banyolan-banyolan Yati Pesek, Apri, dan Mimin membuat penonton betah duduk lesehan di atas rumput alun-alun.

"Saya sering main ketoprak dan wayang orang. Tapi malam ini saya bingung. Sebenarnya saya ini salah kostum atau salah peran, kenapa bertemu dan bermain dengan mereka di atas panggung ini," ujar Sri Puryono saat tampil di panggung.

Sekda yang kerap tampil di berbagai pergelaran wayang orang dan ketoprak sejak menjadi mahasiswa di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta itu, mengapresiasi pertunjukan ketoprak kolosal ini, termasuk aksi panggung dan gaya tarian puluhan pemuda yang tampil sebagai perempuan lengkap dengan dandanan cantik lengkap dengan kebaya, selendang, dan sanggul.

"Kalian mempunyai bakat seni yang luar biasa bagus. Tarian adik-adik tadi sangat menarik. Suara Mbak Mimin bernyanyi dengan Sukimin juga luar biasa. Teruslah berkarya, tunjukkan prestasi kalian melalui karya-karya di berbagai bidang," kata dia.

Ia menyebutkan, genap berusia ke-215 tahun, Kabupaten Klaten semakin maju, mandiri, dan berdaya saing. Berbagai penghargaan dan prestasi telah ditorehkan Kabupaten Klaten, antara lain predikat sebagai kota layak anak, opini wajar tanpa pengecualian, serta penghargaan lain dari kementerian maupun Presiden.

SM/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto

Komentar

Komentar
()

Top