Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kawasan Metropolis

Para Cagub Diminta Memahami Konsep Aglomerasi

Foto : ANTARA/Lifia Mawaddah Putri

Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono dalam acara Peluncuran Buku Pertama dalam Seri Delapan Buku Berjudul “Jakarta’s Path to Top 20 Global City, Book 1: Jakarta’s Profile for Global Competitiveness“ di Jakarta Pusat, Selasa (8/10).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Para calon gubernur diharapkan memahami konsep aglomerai agar bila menang dalam Pilkada Jakarta mampu membawa kota ini kea rah yang benar. Pengingatan ini disampaikan Penjabat Gubernur Provinsi Jakarta, Heru Budi Hartono, Selasa (8/10).

"Jika gubernur baru memahami konsepnya, algomerasi mudah-mudahan bisa jalan. Saya tidak ingin Jakarta salah arah," tandas Heru. Dia menuturkan, bantuan untuk masyarakat tak harus seluruhnya gratis. Heru menjelaskan, Pemprov sudah memberikan subsidi transportasi dan sebagainya.

Menurutnya, kebijakan bantuan harus diberikan ke arah yang tepat sehingga tidak menjadi beban di kemudian hari. "Sebaiknya kita berikan warga agar bisa mandiri dalam kehidupan ke depan," tandas Heru.

Dalam proses transformasi, Heru menilai, Jakarta dapat belajar dari kota global lainnya seperti Osaka. Osaka mampu mengeksplorasi identitas budaya lokal dengan memperkuat kapasitas riset akademis. Selain itu, ada Melbourne dengan menciptakan kota cerdas.

Kendati demikian, Heru berharap Jakarta tidak dibandingkan dengan kota-kota lain di luar Indonesia yang tidak sepadan dengan luasnya, kepadatan penduduknya, dan karakteristiknya. Dia member contoh, jangan disandingkan dengan Singapura. Singapura hanya berapa penduduknya? Penduduk Jakarta 10 sampai 11 juta. Kepadatan penduduknya 1 kilometer 17.000. Dia berharap kalau membandingkan harus apple to apple.

?Heru berpesan agar para pejabat Jakarta, termasuk eselon 2 dan 3, bahkan camat dan lurah tetap bisa mengembangkan wawasan demi membangun kota Jakarta.

Membangun infrastruktur tidak bisa setahun-dua tahun. Jadi waktu yang pendek untuk membenahi Jakarta, perlu kerja keras.

Kalau Jakarta berbenah menuju top 20 kota global, maka turunannya banyak. Ekonominya harus jalan. UMKM-nya bergerak. Masyarakat bisa tinggal dengan baik.

Jabodetabek

Dia juga mengingatkan pentingnya kerja sama pemerintah daerah kawasan Jabodetabek untuk mengatasi permasalahan transportasi, banjir, kesehatan hingga polusi Jakarta, sebagai sesama aglomerasi.

Heru juga menekankan bahwa Jakarta tak bisa sendirian dalam menangani permasalahan-permasalahan tersebut. Karena itu, Jakarta perlu bekerja sama dan mendapat dukungan Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek).

"Jadi harus bersama-sama. Kadang-kadang saya agak berpikir sendiri menyelesaikan polusi," ungkapnya. Dia mengeluh, mengapa Jakarta saja yang terus didesak, misalnya, agar Transjakarta beralih ke nonfosil dari listrik. Itu presentasinya kecil sekali untuk mengatasi polusi. Harusnya bisa seluruhnya.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top