Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Paolini dan Swiatek Berebut Mahkota Prancis Open

Foto : Emmanuel Dunand / AFP

Jasmine Paolini merayakan kemenangan I Jasmine Paolini dari Italia merayakan kemenangan melawan Mirra Andreeva dari Russia di akhir pertandingan semifinal tunggal putri pada turnamen tenis Prancis Terbuka di Kompleks Roland Garros, Court Philippe-Chatrier, Paris, Jumat (7/6). Paolini mengakhiri laju Mirra Andreeva di semifinal, dengan menang skor 6-3, 6-1 untuk mencapai final Grand Slam pertamanya dalam usia 28 tahun. Paolini melaju ke partai puncak dan akan bertemu juara bertahan Iga Swiatek yang akan berlangsung, Sabtu (8/6).

A   A   A   Pengaturan Font

PARIS - Jasmine Paolini mengatakan tidak pernah bermimpi mencapai final Grand Slam. Dia melaju ke partai puncak bertemu juara bertahan Iga Swiatek di Prancis Open. Pertandingan final Paolini kontra Swiatek akan berlangsung Sabtu (8/6).

Unggulan ke-12 asal Italia Paolini mengakhiri laju pemain sensasional Russia berusia 17 tahun Mirra Andreeva di semifinal, Jumat (7/6). Dia menang 6-3, 6-1 untuk mencapai final Grand Slam pertamanya dalam usia 28 tahun.

"Rasanya luar biasa bisa berada di final Grand Slam. Entahlah. Tampaknya sesuatu yang mustahil, tapi itu terjadi," ujar Paolini dengan wajah berseri-seri. Ini adalah transformasi yang menakjubkan bagi seorang pemain yang belum pernah melampaui putaran kedua sebuah turnamen besar sebelum awal tahun ini. Petenis peringkat 15 dunia itu telah memenangkan total empat pertandingan dalam 16 penampilan Grand Slam sebelum melaju ke putaran keempat Australia Open bulan Januari lalu.

Kini dia tinggal satu kemenangan lagi untuk meraih gelar di Roland Garros. Paolini akan mencoba meniru rekan senegaranya Francesca Schiavone, yang menjuarai Prancis Open 2010. "Saya menyaksikan petenis Italia lainnya mencapai final, dan juga menjuarai Grand Slam. Namun membayangkan saya sendiri adalah sulit," ucap Paolini. Tentu saja dia berharap, tapi sekarang ini sesuatu yang gila. Paolini sangat senang dan juga terkejut.

Paolini sedang menjalani musim terbaik dalam karirnya. Dia menang gelar terbesarnya hingga saat ini dan kedua dalam karirnya di Dubai bulan Februari. Dia dijamin akan masuk 10 besar untuk pertama kalinya setelah kesuksesannya di Prancis Open. "Ketika saya mulai bermain tenis, hanya menikmatinya. Ya, saya tidak terlalu banyak bermimpi, hanya menikmati bermain tenis," kenang Paolini.

Kemudian dia mulai berlatih seperti pemain tenis profesional. Dia bermimpi menjadi seorang profesional, dan tidak pernah bermimpi menjadi juara Grand Slam. Tidak pernah bermimpi sebesar ini. Andreeva menjadi semifinalis Grand Slam termuda dalam 27 tahun terakhir dengan kemenangan mengejutkan atas unggulan kedua Aryna Sabalenka di babak delapan besar.

Namun upayanya untuk dinobatkan sebagai juara turnamen Grand Slam termuda sejak Martina Hingis di US Open 1997 terhenti karena Andreeva tidak mampu mereproduksi level yang membuatnya mengalahkan Sabalenka.

Paolini meraih satu-satunya break di set pembuka yang ketat di game keempat, menyelamatkan lima peluang break dalam dua service game berikutnya untuk menjaga jarak dari Andreeva.

Kesalahan terus dilakukan Andreeva dan Paolini kembali memanfaatkan peluangnya ketika kedudukan menjadi 1-1 di set kedua, sebelum melakukan break untuk kedua kalinya untuk melangkah menuju kemenangan. Meski demikian, menghadapi Swiatek adalah tugas sulit bagi Paolini. Swiatek memiliki rekor menang-kalah 34-2 di Roland Garros dan mengincar gelar Prancis Open keempat dalam lima tahun setelah mengalahkan Coco Gauff di semifinal lain.

"Iga adalah pemain yang luar biasa," ujar Paolini. Paolini sendiri kalah dari petenis Polandia itu dalam dua pertemuan sebelumnya. Terakhir terjadi di putaran pertama US Open 2022. Swiatek kemudian meraih kemenangan di New York di tahun itu.

Lanjutkan Dominasi

Swiatek melanjutkan upayanya untuk meraih gelar dengan kemenangan nyaman atas Coco Gauff. Petenis peringkat satu dunia hanya tinggal satu pertandingan lagi untuk menjadi wanita pertama yang memenangkan turnamen itu dalam tiga tahun berturut-turut sejak Justine Henin pada 2007 setelah menang 6-2, 6-4 atas Gauff.

Swiatek menyelamatkan satu match point melawan Naomi Osaka di putaran kedua pekan lalu. Tapi sejak itu hampir tidak mengeluarkan keringat, hanya kalah 14 game di empat putaran berikutnya. "Sesuatu berubah. Saya hanya menyesuaikan diri lebih baik di lapangan dan tidak mudah memainkan pertandingan pertama di Grand Slam karena atmosfernya jauh berbeda dengan turnamen lain," ujar Swiatek.

Rekor menang-kalah dalam karier pemain Polandia di Roland Garros kini berada di angka 34-2. Dia mencatatkan 20 kemenangan beruntun di ajang itu. Hal ini menarik perbandingan dengan Rafael Nadal, yang telah memenangkan rekor 14 gelar putra dan memegang rekor kemenangan pertandingan di Prancis Open a 112-4, dengan media lokal menciptakan kata kerja, 'Nadaliser', untuk menggambarkan dominasi Swiatek di lapangan tanah liat. ben/AFP/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Benny Mudesta Putra, AFP

Komentar

Komentar
()

Top