Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Panjat Tebing Juara Dunia dan Raih Tiket Olmpiade

Foto : Foto: Federasi Panjat Tebing Indonesia

Made Rita Kusuma Dewi meraih medali emas I Desak Made Rita Kusuma Dewi berhasil mempersembahkan hadiah bagi kemerdekaan Republik Indonesia ke-78 dengan meraih medali emas sekaligus tiket menuju Olimpiade 2024 dan medali perunggu di kejuaraan dunia panjat tebing IFSC Climbing World Championship Bern di Swiss pada Kamis, (10/8) waktu Swiss.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Prestasi luar biasa diraih atlet panjat tebing nomor speed: Desak Made Rita Kusuma Dewi yang meraih medali emas di IFSC Climbing World Championship Bern, Swiss, Kamis waktu setempat. Desak berhasil meraih medali emas sekaligus memperoleh tiket Olimpiade Paris 2024.

Dia mencatatkan waktu finis 6,49 detik. Desak mengalahkan atlet Amerika Serikat, Emma Hunt, yang mencatatkan waktu 6,67 detik.

"Terima kasih saya ucapkan kepada seluruh masyarakat Indonesia atas doa dan dukungan kepada kami timnas panjat tebing Indonesia. Saya, Desak Made Rita Kusuma Dwi, mempersembahkan emas di World Championship dan mendapatkan tiket Olimpiade Paris 2024. Emas ini untuk persembahan hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia yang ke-78," kata Desak, Jumat (11/8).

Atlet putri asal Bali itu tidak mengalami kesulitan untuk mengatasi perlawanan para pesaingnya dari babak kualifikasi sampai semifinal. Dalam perdelapan final, dia mampu finis dengan catatan waktu 6,70 detik.

Catatan waktu ini mengungguli Giulinda Randi asal Italia yang mencatatkan waktu 7,43 detik. Berikutnya dalam delapan besar, Desak mengukir waktu 6,64 detik, unggul signifikan atas lawannya, Patrycja Chudziak asal Polandia yang hanya mampu mencatat 7,14 detik.

Pada semifinal, Desak kembali mencatatkan waktu di bawah tujuh detik. Ia mencatatkan waktu 6,48 detik. Ini unggul atas Aleksandra Kalucka asal Polandia dengan catatan waktu 7,40 detik. Sementara itu, Rahmad di kategori putra memang belum berhasil meraih tiket Olimpiade, namun penampilannya sangat baik di turnamen ini.

Saat mengawali penampilan di kualifikasi, Rahmad mencatatkan waktu 5,11 detik. Dalam perdelapan final, Rahmad mempertajam catatan waktunya menjadi 5,04 untuk mengungguli Yaroslav Tkach asal Ukraina.

Pada perempat final, Rahmad mampu mengungguli atlet Indonesia lainnya Kiromal Katibin dengan catatan waktu 4,97 detik. Namun di semifinal, Rahmad hanya mampu finis dengan catatan 8,01 detik dan kalah dari Mateo Zurloni.

Meski demikian, dalam babak smalifinal, Rahmad berhasil mengungguli Rishat Khaibullin untuk membuatnya memenangi posisi ketiga.

"Tentu saya tetap bersyukur bisa meraih perunggu di kejuaraan ini, meski belum bisa lolos ke Olimpiade 2024. Saya persembahkan medali ini untuk ulang tahun negara saya tercinta, Indonesia," tutur Rahmad.

Prestasi yang diukir Desak dan Rahmad tak pelak membuat bangga Ketua Umum Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Yenny Wahid.

"Saya bangga atas raihan positif ini. Semua atlet yang berlaga, yang meraih prestasi atau belum, telah berjuang menunjukkan performa terbaik demi nama Indonesia di kancah internasional," ucap Yenny.

"Raihan ini menjadikan Desak sebagai atlet pertama putri Indonesia yang memastikan lolos ke Olimpiade 2024, sekaligus meraih emas di Bern, Swiss. Sekali lagi saya ucapkan selamat. Ini adalah kado bagi kemerdekaan Indonesia," kata Yenny.

Panahan

Sebelumnya, tiket ke Olimpiade Paris lebih dulu diraih pemanah Arif Dwi Pangestu yang menjadi salah satu semifinalis nomor recurve putra dalam Kejuaraan Dunia Panahan 2023 di Berlin, Jerman, Minggu (6/8). Dengan demikian sudah ada dua tiket ke Olimpiade Paris.

Ketua Umum Pengurus Pusat Panahan Seluruh Indonesia (Ketum PP Perpani) Arsjad Rasjid mengungkapkan, dua langkah besar akan dilakukan panahan menuju Olimpiade Paris 2024. Hal itu diungkap Arsjad dalam audiensi bersama Menpora Dito Ariotedjo.

"Kami telah melakukan dua langkah besar dalam organisasi seperti perbaikan organisasi dan pembinaan atlet," kata Arsjad. Panahan juga melakukan komparasi dengan negara lain. Saat ini telah ada pemetaan kekuatan untuk pembinaan di masa depan.

Panahan meraih medali pertama Olimpiade tahun 1988 melalui Tiga Srikandi: Nurfitriyana Saiman, Lilies Handayani, dan Kusuma Wardhani. Raihan tersebut, menurut Arsjad, menjadi pekerjaan rumah besar dan tantangan PB Perpani, termasuk dalam rangka menuju Asian Games September mendatang dan Olimpiade Paris 2024.

Mendengarkan pemaparan tersebut, Menpora Dito memberikan dukungan serta kolaborasi yang lebih baik dengan cabang olahraga panahan di masa depan dalam rangka target ke Olimpiade 2024 Paris. "Kemenpora juga menyiapkan Mental Health Center untuk atlet pelatnas," ujar Menpora Dito. Ant/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top