Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Panggung Baru Rivalitas Mourinho-Conte

Foto : AFP/Glyn KIRK
A   A   A   Pengaturan Font

Trofi Piala FA akan menjadi satu-satunya gelar yang bisa diraih Chelsea maupun Manchester United musim ini.

LONDON- Jose Mourinho dan Antonio Conte memperbarui rivalitas mereka ketika Manchester United dan Chelsea berhadapan dalam final Piala FA Sabtu (19/5). Pertandingan itu menjadi pertaruhan bagi kedua pelatih itu untuk merebut satu-satunya trofi musim ini.

Kebutuhan Conte lebih besar. Setelah Chelsea kehilangan tempat di Liga Champions untuk musim depan, banyak yang memperkirakan pertandingan di Wembley akan menjadi pertandingan terakhir pelatih asal Italia bertanggung jawab di Stamford Bridge, terlepas dari apapun hasilnya.

Jika ya, tidak ada yang akan memberi Conte lebih banyak kebahagiaan daripada pergi dengan memenangkan kompetisi non liga untuk pertama kalinya. Selain itu, kemenangan akan membuatnya mengalahkan pria yang seringkali bentrok dengannya sejak tiba di Inggris.

Conte menjuluki Mourinho sebagai "pria kecil" dan "palsu" pada puncak pertengkaran mereka, Desember lalu.

Beberapa hari sebelumnya, Mourinho menyinggung hukuman yang diberikan kepada Conte karena diduga teribat dalam pengaturan pertandingan saat melatih di Siena. Conte kemudian memenangkan banding, membersihkan namanya dari kesalahan apa pun dalam kasus itu.

Akar perseteruan mereka berasal dari keberhasilan Conte dalam musim pertamanya bersama Chelsea. Sukses Conte itu hanya satu musim setelah periode kedua Mourinho di Stamford Bridge yang berakhir dengan dipecatnya pelatih asal Portugal itu pada Desember 2015. Mourinho hanya memenangkan empat dari 16 pertandingan liga pertama Chelsea.

Pada kunjungan pertamanya sebagai pelatih tim tamu, Mourinho memprotes hal yang dia anggap sebagai selebrasi memalukan Conte dalam kemenangan Chelsea 4-0 atas MU.

Conte kemudian memperingatkan para pemainnya di awal musim ini untuk tidak membiarkan standar permainan mereka tergelincir ke level saat musim terakhir bersama Mourinho.

Pelatih asal Italia itu memang berhak untuk memberi peringatan terhadap rasa puas diri tim asuhannya. Chelsea telah jatuh jauh dari performa yang mereka tunjukkan dalam upaya merebut gelar musim lalu.

"The Blues" mengkonfirmasi finis di urutan kelima klasemen Liga Inggris ketika menyerah 0-3 di tangan Newcastle pada laga terakhir musim ini, hari Minggu lalu.

"Untuk menyelesaikan musim dengan berada di posisi kelima adalah kekecewaan besar. Betapa kecewanya untuk tidak berada di Liga Champions? Anda harus bertanya kepada klub tentang itu," ujar Conte yang enggan menjawab tentang spekulasi tentang masa depannya.

"Jika kami bermain seperti ini di final Piala FA, kami tidak memiliki peluang. Kami memiliki enam hari untuk mengubah strategi dan keinginan kami, keinginan kami untuk bertarung karena kami bisa melakukan hal yang jauh lebih baik," sambungnya.

Di sisi lain, Mourinho setidaknya memastikan lolos ke Liga Champions untuk musim depan melalui tempat kedua di klasemen Liga Inggris.

Bangunkan MU

Namun, catatan selisih 19 poin dari juara Manchester City dan disingkirkan Sevilla di babak 16 besar Liga Champions akan sangat mengecewakan bagi Mourinho. Situasi itu membuatnya bertahan hingga pertandingan terakhir musim ini untuk memberikan trofi yang akan membungkam beberapa pengkritik performa MU yang kurang meyakinkan. Skuad asuhan Mourinho dinilai memiliki performa jauh di bawah City dan finalis Liga Champions, Liverpool.

"Karena saya hampir melakukannya sepanjang waktu (memenangkan trofi), ketika saya tidak melakukannya, Anda (media) membunuh saya," ujar Mourinho tentang kemungkinan dirinya tanpa trofi di musim keduanya di Old Trafford.

Untuk mampu meraih trofi, Mourinho harus membangunkan MU dari tidurnya di akhir musim ini. "Setan Merah" hanya sekali mencetak gol dalam tiga pertandingan terakhir mereka.

Apakah Mourinho dapat menutup kesenjangan dari City musim depan akan tergantung pada kemampuannya untuk mendapatkan yang terbaik dari lini serangnya. Terutama dari marquee players seperti Paul Pogba dan Alexis Sanchez.

ben/AFP/S-1

Penulis : Benny Mudesta Putra, AFP

Komentar

Komentar
()

Top