Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pangan Biru Penopang Utama Sumber Pangan Global

Foto : Istimewa.

Pengamat Maritim dari Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas Strategic Center, Dr. Marcellus Hakeng Jayawibawa dalam acara sektor kelautan, beberapa waktu lalu.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA-Luasnya wilayah laut RI bisa diandalkan menjadi penopang utama kebutuhan pangan global ke depannya. Sebab pada tahun 2050, jumlah penduduk dunia diperkirakan meningkat hingga mencapai total 10 miliar, sehingga dibutuhkan pasokan pangan lebih besar.

Pengamat Maritim dari Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas Strategic Center, Dr. Marcellus Hakeng Jayawibawa menyebut, total wilayah Indonesia sekitar 7,81 juta kilometer persegi (km2). Dimana 67 persen wilayah Indonesia adalah perairan, 2/3 wilayah Indonesia adalah lautan yang dihiasi ribuan Pulau. Laut menjadi penghubung antar kepulauan di Indonesia. Laut menjadi salah satu sumber penghidupan bagi rakyat Indonesia.

"Oleh karena pentingnya laut sebagai penopang ekonomi dan sumber pangan Indonesia, pemerintah pun telah meluncurkan Peta Jalan Ekonomi Biru Indonesia,"tegas Marcellus Hakeng pada Koran Jakarta, Senin (11/12).

Peta Jalan tersebut terangnya diharapkan dapat memberikan muatan substantif dalam pengembangan sistem pangan nasional dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029.

Indonesia sebagai negara maritim telah meletakkan kepentingan strategis ekonomi maritim untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran rakyat. Selain itu, Peta Jalan Ekonomi Biru Indonesia juga menempatkan keberlanjutan ekosistem kelautan untuk generasi mendatang memanfaatkan hasil kelautan.

Ekonomi biru telah menjadi perhatian utama saat ini bagi Indonesia dan negara-negara di seluruh dunia. Bahkan Indonesia berkomitmen untuk mewujudkan ASEAN Blue Economy Framework. Langkah tersebut dinilai tepat mengingat kawasan Asia Tenggara dikelilingi lautan.

"Perhatian kepada usaha pangan biru pantas untuk diterapkan dan dikembangkan apalagi berdasarkan Hasil Sensus Pertanian 2023 menunjukkan bahwa dalam 10 tahun belakangan ini terjadi penurunan dalam jumlah usaha pertanian sebanyak 7,42 persen yaitu 2,35 juta unit,"tegasnya

Berdasarkan data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), sektor perikanan memiliki potensi nilai ekonomi USD 787 miliar per tahun. Potensi perikanan sebesar itu diharapkan dapat mengatasi persoalan Indonesia yang sedang mengalami bonus demografi dan mengatasi kekurangan gizi pada anak (stunting) dan ibu hamil. Sektor pangan biru inipun akan mampu menambah pemasukan ekonomi negara melalui industri pengolahan ikan seperti industri pengalengan, tepung ikan, dan lain-lain.

Peralihan ke ekonomi biru menjadi peluang baru untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Namun, peralihan itu tidak mudah bila tidak dibarengi dengan keseriusan dari para pemangku kepentingan di Indonesia. Kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan swasta harus berjalan seirama sehingga dapat mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals.

Ekonomi biru memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun, peralihan ke ekonomi biru membutuhkan kolaborasi dan keseriusan dari semua pemangku kepentingan.

Diketahui, pada tahun 2050, diprediksi jumlah penduduk dunia akan meningkat hingga mencapai total 10 miliar, sehingga dibutuhkan pasokan pangan lebih besar. Berdasarkan analisis World Resources Institute (WRI) United Nations (UN), dunia membutuhkan tambahan pasokan pangan lebih dari 56 persen

Namun, jika hanya mengandalkan pertanian daratan, lahan dunia sudah terbatas dan tidak mungkin diperluas. Untuk itu, Pangan Biru menjadi solusi masalah ini.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top