Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Keamanan Negara

Pandemi Justru Menggerakkan Terorisme

Foto : ANTARA/HO-Dok Pribadi

Aturan Bermedsos -- Pengamat militer Susaningtyas Kertopati saat memberi kuliah umum di Sekolah Staf dan Komando TNI Angkatan Laut, Jakarta, Rabu (25/8).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kepala Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri, Irjen Pol Martinus Hukom, mengatakan bahwa pandemi tidak meredupkan aksi terorisme, tapi justru dijadikan pemicu motivasi kelompok teror.

"Pandemi sama sekali tidak meredupkan terorisme," kata Martinus Hukom dalam diskusi virtual bertajuk "Meningkatkan Partisipasi, Terorisme Dapat Ditanggulangi" yang digelar Divisi Humas Mabes Polri secara virtual, Selasa (31/8).

Martinus menuturkan, beberapa kali Densus 88 menangkap anggota kelompok Jamaah Islamiah (JI) maupun ISIS. Dari situ terungkap bahwa isu-isu pandemi menjadi salah satu pemicu motivasi kelompok teror itu untuk bergerak.

Dia mencontohkan, kelompok teror di sejumlah wilayah yang membingkai pandemi sebagai sebuah nubuat akhir zaman untuk mengharuskan pengikutnya mempersiapkan diri melakukan berbagai tindakan terorisme. "Ada persiapan membuat bom seperti yang ditangkap di Brebes, Kendal, Ambon, dan Sulteng. Itu semua upaya mempersiapkan datangnya akhir zaman," ujarnya.

Kemudian, ada juga kelompok yang mempersiapkan pasukan dengan membeli persenjataan seperti ditemukan di Jawa Timur. Isu yang diangkat, melemahnya pemerintah saat ini harus dimanfaatkan. Selain itu, isu bahwa pandemi disebabkan oleh Tiongkok. Kemudian membuat aksi teror ditujukan bagi etnis tertentu di Indonesia.

Namun, setelah operasi masif yang dilakukan Densus 88 Antiteror secara terus-menerus, Martinus mengatakan, berbagai potensi teror itu dapat dicegah. "Densus dapat mencegah mereka. Sampai kini Densus sudah menangkap 309 orang. Mungkin ada lagi penangkapan," ujar mantan Direktur Penegakan Hukum Badan Nasional Penanggulangan Terorisme itu.

Meskipun telah dilakukan penangkapan, Martinus minta kewaspadaan terhadap benih terorisme harus diantisipasi, terutama yang berkembang melalui media sosial dengan membawa isu pertentangan ideologi.

"Media sosial untuk memengaruhi dan propaganda. Isu yang mereka selalu angkat dan dipertentangkan adalah Pancasila serta ideologinya yang mereka yakini lebih benar," kata Martinus.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top