Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Pandemi Covid-19 Buat Wanita Tak Lagi Tertarik pada Hubungan Singkat

Foto : Freepik/Prostooleh

Ilustrasi hubungan asmara.

A   A   A   Pengaturan Font

Pandemi Covid-19 yang memicu pembatasan sosial hingga lockdown di sejumlah negara telah mengubah ketertarikan wanita dalam hubungan asmara. Hilangnya waktu untuk bersosial, jauh dari sentuhan fisik dan komunikasi yang terbatas membuat banyak wanita kehilangan minat pada kencan singkat.

Kini, para wanita lebih mendambakan terikat pada hubungan asmara untuk jangka panjang atau langgeng. Mereka menginginkan sosok pasangan yang secara emosional cocok dengan mereka, jaga-jaga apabila pandemi lain terjadi.

Laporan terbaru yang diterbitkan aplikasi kencan terkemuka Amerika, Bumble, seperti yang dilansir Channel News Asia, menunjukkan hampir separuh penggunanya di seluruh dunia baru-baru ini menilai kembali profil kencan mereka dan membuat perubahan pada apa yang mereka cari.

Senada, aplikasi kencan lain, Coffee Meets Bagel juga melaporkan temuan serupa. Dalam survei internalnya diketahui pandemi Covid-19 telah membuat sekitar 45 persen pengguna Coffee Meets Bagel berkeinginan untuk mencari hubungan yang bertahan dalam jangka panjang

"(Lajang) tidak lagi menerima hubungan yang akan berakhir begitu saja," ujar mak comblang populer, Anisa Hassan yang bekerja pada layanan perjodohan mewah Date High Flyers.

Dibandingkan dengan periode sebelum pandemi Covid-19, Anisa menuturkan kini banyak wanita yang mulai memprioritaskan untuk mencari pasangan atau hubungan.

"Sementara karir tetap penting, mencari pasangan juga tidak kalah penting," imbuhnya.

Perasaan kesepian yang tak terhindarkan selama pandemi Covid-19 telah membuat wanita melepaskan obsesi atau standar terhadap pria. Anisa menyebut banyak wanita profesional tidak lagi terobsesi dengan status, reputasi dan pendapatan, dan lebih bersedia mempertimbangkan semua pilihan selama calon pasangan sama-sama berkomitmen untuk menjalin hubungan jangka panjang.

"Kalau dulu perempuan cenderung fokus pada laki-laki dengan status atau gaya hidup tertentu, banyak yang menjadi sangat wajar dalam ekspektasinya dan meminta saya mencari pendamping yang bisa mereka akur," kata Anisa.

"Itu hanya lebih bersedia untuk mempertimbangkan opsi yang mungkin tertutup di masa lalu," tambah Anisa.

Senada, platform konseling online Talk Your Heart Out, menuturkan kecemasan, ketakutan, kesedihan, keputusasaan, dan pesimisme selama beberapa tahun terakhir, membuat banyak wanita menyadari pentingnya hubungan yang saling berkomitmen.

"Klien wanita saya telah menyadari pentingnya hubungan manusia yang mendalam, keintiman, keamanan, dan kepercayaan antara mereka dan pasangan mereka," kata Oh.

Oh pun menyadari bahwa perasaan tersebut turut membuat para wanita mengembangkan harapan yang tinggi untuk memiliki pasangan yang berkemampuan untuk mengatasi kesusahan dan mendukung mereka melalui masa-masa sulit.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top