Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Pameran Seni Rupa Taman Ismail Marzuki Dibanjiri Kaum Milenial

Foto : Koran Jakarta/John Abimanyu

Pengunjung pameran seni rupa TIM didominasi kaum ­milenal, ­Minggu (19/6). ­Pameran ini bagian dari ­penampilan TIM usai direnovsai.

A   A   A   Pengaturan Font

Memasuki hari kedua pameran Seni Rupa Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) menampilkan arsip koleksi era 1960-1970. Memasuki ruangan depan, masyarakat disuguhkan poster-poster kegiatan pentas seni di era itu, sedangkan di bagian tengah terdapat sebuah meja tempat rekaman suara diskusi atau pementasan.

Di bagian tengah ruangan pameran, goretan lukisan para seniman senior DKJ juga ditampilkan, seperti lukisan abstrak dan lukisan jendela. Namun lebih banyak poster lawas yang mempromosikan pertunjukan drama, teater, serta pentas seni lainnya.Pada bagian belakang ruangan, masyarakat dapat melihat meja, kursi lemari, mesin ketik, alat rekaman suara, yang masih aslinya. Barang-barang ini dirawat betul oleh DKJ karena bernilai sejarah.

Di meja kerja lawas DKJ juga terpampang foto Presiden Soeharto bersama Bu Tien, dan beberapa foto dokumentasi kegiatan seni.Koleksi Seni Rupa DKJ juga dapat dilihat sebagai suatu bentuk dokumentasi perjalanansejarah seni rupa Jakarta, selama lebih dari 50 tahun terakhir.

Ada diskursus seni yang diprakarsai dan difasilitasi DKJ hingga berbagai peristiwabersejarah di Taman Ismail Marzuki (TIM).Sebut saja, Pameran Grup 18 (1971) yang menampilkan karya-karya cetak sablon para perupa Bandung. Ini untuk memperkenalkan praktik seni grafis. Ada juga Pameran Seni Lukis Indonesia (1974). Ini kemudian berevolusi menjadi Jakarta Biennale yang masih diselenggarakan dua tahun sekali hingga saat ini.

Pameran Lukisan-lukisan Dunia Minyak (1974) hasil kerja sama DKJ dan Pertamina yang membuka diskusi tentang karya seni pesanan dan mempelopori koleksi korporasi Indonesia.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Yohanes Abimanyu

Komentar

Komentar
()

Top