Pakar ITS Ingatkan Risiko Jakarta Tenggelam Gara-gara Eksploitasi Air Tanah
Menurut para ahli, Jakarta mempunyai waktu hingga tahun 2030 untuk menemukan solusinya, atau akan terlambat untuk menahan Laut Jawa.
SURABAYA - Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, Heru Purwadio, memperingatkan, penggunaan air tanah yang berlebihan dan berlangsung terus-menerus dapat menurunkan permukaan tanah, dan menimbulkan risiko tenggelam pada kota pesisir seperti Jakarta.
"Penyedotan air tanah menggunakan sumur bor, sumur dalam (deepwell) oleh perorangan, perusahaan terutama industri, yang dilakukan dalam jumlah besar, terus menerus dalam jangka waktu lama, menyebabkan terjadinya rongga di lapisan aquifer," tuturnya saat dihubungi, Jumat (8/13).
Menurut dia, rongga kosong akibat penyedotan air tanah ini menyebabkan lapisan tanah di atasnya turun sehingga terjadi penurunan tanah permukaan.
Risiko tenggelam untuk kota seperti Jakarta lanjut Heru, semakin diperparah oleh naiknya permukaan air laut akibat fenomena pemanasan global
"Selain itu rongga kosong juga potensial diisi oleh air laut yg menyebabkan intrusi air laut. Ini menyebabkan sumur penduduk (sumur dangkal atau sumur gali) menjadi asin. Ketika permukaan tanah turun, kemudian terjadi curah hujan tinggi, ditambah pasang perbani dan pemanasan global, maka akan terendam banjir," tuturnya.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Selocahyo Basoeki Utomo S
Komentar
()Muat lainnya