Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Misi Artemis III

Pakaian Kompleks untuk Misi Kembali ke Bulan

Foto : Tobias SCHWARZ / AFP
A   A   A   Pengaturan Font

Melalui misi Artemis III, Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA) akan kembali mengirim manusia ke ke Bulan. Saatnya nanti, miliaran mata akan terfokus pada dua astronot yang akan mengenakan pakaian canggih mereka.

Misi Artemis III akan mengulang misi Apollo yang dilakukan pada lebih dari 50 tahun yang lalu. NASA rencananya akan mendaratkan satu antariksawan dan satu antariksawati di dekat kutub selatan Bulan. Sebelumnya, 12 manusia yang pernah menjejakkan kaki di Bulan pada 1969-1972, yang semuanya laki-laki.

Di NASA Space Center Houston, prototipe pakaian antariksa baru memulai debutnya untuk era baru perjalanan ke Bulan. Satu setel pakaian antariksa, dalam warna hitam modis dengan kilatan oranye dan biru. Namun begitu ketika beberapa setelan muncul di rak, semuanya akan berwarna putih klasik seperti yang digunakan pada misi Apollo.

Tidak seperti pada misi Apollo, pakaian antariksa ini juga akan memiliki label desainer baru dari Axiom Space. Didirikan pada 2016, perusahaan pendatang baru ini telah melakukan misi astronot swasta pertama dan juga berencana untuk membangun stasiun luar angkasa komersial pertama.

"Rasanya seperti kami adalah pendatang baru di bidang ini," kata Mark Greeley, Manajer Program Extra Vehicular Activity or Spacewalk (EVA) Axiom Space, yang telah mengelola proyek pakaian luar angkasa dan meluncurkan proyek pakaian untuk NASA sepanjang kariernya.

"Tetapi banyak yang berkecimpung di bidang ini dan mungkin 90 persen dari tim telah bekerja di EVA sepanjang karier mereka," tambah Greeley seperti dikutip BBC.

Seperti halnya Greeley, banyak staf Axiom Space adalah mantan pegawai NASA dengan tim kepemimpinan yang mencakup mantan administrator dan astronot NASA seperti Charlie Bolden yang bertindak sebagai konsultan pengembangan bisnis mereka. Ada juga yang memberi sentuhan kualitas bintang yang terlibat dalam setelan prototipe Axiom yaitu Esther Marquis.

Marquis adalah desainer tekstil utama untuk film Marvel, Shang-Chi and the Legend of the Ten Rings. Ia merupakan desainer kostum untuk serial drama luar angkasa Apple TV+ pemenang penghargaan For All Mankind.

"Dengan setiap tantangan desain, ada tingkat keterlibatan dan komitmen yang dilakukan seseorang untuk mencapai tujuan yang diminta," kata Marquis. "Ini adalah kesempatan yang luar biasa untuk bertemu dan berbicara tentang desain pakaian antariksa dengan perusahaan yang benar-benar mengirim orang ke luar angkasa, dan saya senang mengetahui bahwa insinyur pakaian antariksa Axiom memang seniman, yang secara kreatif memecahkan masalah kompleks," imbuh dia.

Jahitan tangan dan mesin sering memainkan peran penting dalam industri luar angkasa baik itu pada pakaian antariksa, kain di antara ubin pesawat ulang-alik, atau pada pelindung panas misi BepiColombo ke Merkurius. "Dibutuhkan banyak penjahit ahl, atau teknisi perangkat lunak untuk melakukan pekerjaan semacam itu," kata Greeley.

Penyokong Kehidupan

Banyak bahan pakaian antariksa untuk kedua lingkungan tersebut masih berasal dari tahun 1950-an dan 1960-an. Hal pertama dan terpenting, tentu saja pakaian antariksa baru sangat penting sebagai alat penyokong kehidupan seperti untuk memasok udara dan melindungi astronot dari radiasi dan mikro meteoroid.

"Apollo menggunakan resleting, kabel logam, dan karet pada setelan yang merupakan teknologi tahun 1960-an dan cocok saat digunakan untuk satu misi, tetapi itu tidak lagi menjadi masalah," kata Bill Ayrey, penulis buku Lunar Outfitters: Making the Apollo Space Suit.

Menurut Ayrey, mantan insinyur penguji pakaian luar angkasa dan sejarawan di ILC Dover, kemajuan terbesar datang tepat setelah Apollo ketika pakaian program pesawat ulang-alik dirancang dan terdiri dari banyak komponen yang dapat diganti untuk mengakomodasi lebih banyak anggota awak.

ILC Cover adalah perusahaan yang membuat pakaian Apollo dan yang digunakan oleh astronot saat ini ketika melakukan perjalanan luar angkasa dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Perusahaan ini adalah salah satu mitra Collins Aerospace untuk membuat pakaian antariksa baru untuk ISS.

Adapun bahan pakaian antariksa yang masih berasal dari era sebelumnya antara lain spandex, lapisan pakaian yang nyaman untuk ventilasi pendingin cair, Mylar untuk insulasi, Kevlar yang digunakan dalam rompi antipeluru, Nomex tahan api yang dipakai oleh pembalap, dan nilon berlapis uretan.

"Setelan hari ini akan menggunakan komposit canggih, dan bahan lain untuk memberikan kekuatan struktural dan memungkinkan penyesuaian ukuran dan memberikan kenyamanan yang lebih besar sekaligus memberikan umur komponen setelan yang lebih panjang," ungkap Ayrey. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top