Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pakai Cara Baru, Petani Bawang di Temanggung Tanam Biji di Lahan 300 Hektare

Foto : ANTARA/Heru Suyitno

Seorang petani Temanggung menanam bawang merah dengan teknologi TSS.

A   A   A   Pengaturan Font

TEMANGGUNG - Para petani di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, tahun ini mencoba menanam bawang merah sekitar 300 hektare dengan menggunakan benih "true shallot seed" (TSS) dengan cara disemai.

"Petani mencoba teknologi baru terkait dengan pembenihan namanya TSS. Kalau biasanya bawang merah ditanam dari umbi sekarang menggunakan biji," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kabupaten Temanggung Joko Budi Nuryanto di Temanggung, Kamis (29/12).

Ia menyampaikan program ini mendapat bantuan biji dari APBN kemudian disemai. Media pesemaian itu namanya soil block, terdiri atas campuran kokopit, kompos dan sebagainya kemudian dipres sehingga agak keras.

Joko mengatakan dengan menggunakan TSS bisa menurunkan biaya produksi minimal 30 persen, mengingat usaha bawang merah itu yang paling besar biayanya dari sisi bibit karena umbi bibit bawang merah di atas Rp30.000 per kilogram, dengan TSS itu bisa Rp10.000.

"Memang itu yang kami sasar. Terus terang dengan teknologi TSS ini masih mencoba, kalau tidak dicoba kami tidak akan tahu permasalahannya di mana dan petani juga dapat dukungan sarana produksi (saprodi)," katanya.

Menurut dia pembenihan TSS ini juga diterapkan untuk tanaman cabai, tetapi belum terlalu banyak, masih berkisar 10an hektare.

"Harapan saya agak tinggi terkait dengan TSS ini karena dari bahan baku biji ini bisa irit 30 persen dari budi daya bawang merah dengan umbi itu satu hektare biayanya sekitar Rp55 juta sampai Rp70 juta," katanya.

Joko mengatakan keunggulannya dengan TSS ini juga berpartisipasi pada program konservasi, khususnya untuk tanaman cabai dalam persemaiannya menggunakan polibag, kalau dengan TSS ini tidak ada polibag lagi.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top