Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Transformasi Ekonomi l Pertumbuhan Ekonomi 2023 Diprediksi Sebesar 5 Persen

Pacu Sumber Baru Pertumbuhan

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kegiatan hilirisasi sumber daya alam (SDA) dinilai menjadi salah satu sumber baru pertumbuhan ekonomi Indonesia. Tahun ini, pertumbuhan ekonomi dalam negeri diperkirakan relatif sama denga periode sebelumnya meskipun di tengah kondisi ketidakpastian global.

"Kita melarang ekspor SDA untuk melakukan hilirisasi di dalam negeri, mengolah lebih lanjut. Kita membangun industri di dalam negeri, diolah agar pertumbuhan ekonomi lebih kuat," kata Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara, dalam forum bisnis di Jakarta, Selasa (21/3).

Hilirisasi SDA diyakininya akan menciptakan nilai tambah bagi perekonomian melalui ekspor produk olahan dengan nilai yang lebih tinggi dan penyerapan tenaga kerja.

"Sambil melakukan hilirisasi, kita terus pakai produk lokal. Ini juga menjadi sumber pertumbuhan ekonomi kita yang baru ke depan," katanya.

Pemerintah juga terus mendorong agar kebutuhan kementerian dan lembaga yang menggunakan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dipenuhi oleh-oleh produk dalam negeri, terutama yang dihasilkan oleh usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Selanjutnya, transisi kepada ekonomi hijau juga akan menjadi sumber baru pertumbuhan ekonomi bagi Indonesia.

Baca Juga :
Upgrade Skill UMKM

"Kebutuhan energi Indonesia dengan jumlah penduduk yang semakin banyak dan ekonomi yang terus bertumbuh, akan mendorong kebutuhan terhadap energi. Ini pasti dipenuhi energi hijau, sehingga ini sumber baru pertumbuhan ekonomi Indonesia," katanya.

Dia pun meminta pelaku usaha dan pelaku sektor jasa keuangan menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian kondisi perekonomian global.

"Di tengah turbulensi global yang terus-menerus, saya ingin titip agar pelaku usaha dan pelaku sektor jasa keuangan untuk melihat secara mendetail kesiapsiagaan kita masing-masing," katanya.

Pada kesempatan sama, ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, memperkirakan perekonomian Indonesia masih akan tumbuh sebesar 5 persen secara tahunan pada 2023, di tengah ketidakpastian perekonomian global.

"Kalau kita bisa mempertahankan, dengan meredanya pandemi, mobilitas masyarakat dan permintaan domestik yang masih tinggi, perekonomian kita sangat mudah untuk tumbuh sekitar 5 persen secara tahunan," katanya.

Menurutnya, sejak 2022, beberapa negara di dunia sudah diperkirakan mengalami stagflasi, tetapi Indonesia justru bisa mencetak pertumbuhan sebesar 5,31 persen atau kembali ke kisaran 5 persen per tahun.

"Hal ini menjadi refleksi pada 2023 bahwa kondisi buruk perekonomian global tidak perlu menjadi kekhawatiran di Indonesia," katanya.

Kenaikan Komoditas

Kenaikan harga komoditas global yang berdampak terhadap inflasi yang terlalu tinggi di sejumlah negara di dunia justru dapat menguntungkan Indonesia, sebagaimana tampak dari surplus neraca perdagangan yang dialami Indonesia sejak 2021.

Pada 2023, harga komoditas global diperkirakan akan melandai, tapi masih berada di atas level pada 2019 karena konflik geopolitik yang masih berlangsung membuat rantai pasok global terganggu.

Karena itu, harga komoditas diperkirakan akan tetap tinggi yang berpengaruh terhadap ekspor.

Konsumsi domestik dan investasi menjadi dua sektor yang perlu dijaga untuk memastikan perekonomian nasional tumbuh hingga 5 persen pada 2023.

"Kalau ekspor dan permintaan domestik baik, seiring dengan meredanya pandemi, PPKM dihentikan, mobilitas masyarakat tinggi, perekonomian dapat kembali ke level normal," katanya.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top