Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Ekpansi Perdagangan | Pemerintah Bidik Kerja Sama Perdagangan di kawasan Eurasia

Pacu Ekspor ke Negara Nontradisional

Foto : ISTIMEWA

Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita

A   A   A   Pengaturan Font

Kebijakan proinvestasi dan proekspor tersebut perlu dibarengi dengan kebijakan peningkatan daya tahan dan daya saing industri dalam negeri.

JAKARTA - Pemerintah terus mendorong pelaku usaha meningkatkan ekspor ke sejumlah negara nontradisional. Karenanya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berupaya untuk terus menciptakan iklim usaha kondusif agar ekosistem berusaha di Tanah Air bisa mendongkrak ekspor.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan langkah membidik negara nontradisional itu atas instruksi Presiden Joko Widodo. Dia menambahkan presiden memerintahkan untuk segera mengimplementasikan perluasan ekspor ke negara-negara nontradisional, seperti Afrika, Asia Selatan, Eropa Timur, dan Amerika Selatan. "Indonesia, menurut Bapak Presiden, tidak bisa terus menerus bertumpu pada Amerika Utara, Uni Eropa, dan Tiongkok," ungkap Agus di Jakarta, Senin (7/6).

Selain membenahi ekosistem usaha di Tanah Air, Kemenperin, terang Agus, menggenjot daya saing sektor industri, termasuk pelaku industri kecil dan menengah (IKM). Upaya tersebut antara lain ditempuh dengan dengan menggandeng IKM di seluruh Indonesia menjadi satu kesatuan yang kuat.

"Tujuannya untuk memenuhi permintaan order buyers, memperkuat kerja sama dengan perbankan dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia untuk trade financing terhadap IKM, serta memperbanyak export coaching program," tuturnya.

Menurut Menperin, kebijakan proinvestasi dan proekspor tersebut perlu dibarengi dengan kebijakan peningkatan daya tahan dan daya saing industri dalam negeri. "Karena itu, sebagai upaya peningkatan daya tahan dan daya saing industri dalam negeri, Kementerian Perindustrian memandang perlu adanya kebijakan substitusi impor sebesar 35 persen pada 2022," tegas Menperin.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top