Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Aksi Korporasi

"Oversubscribed" 47 Kali, KEEN Siap Ekspansi

Foto : KORAN JAKARTA/M. FACHRI

BTNaS - Dirut PT Kencana Energy Lestari Tbk (KEEN), Henry Maknawi (kanan), Komut Albert Maknawi (kiri), dan Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), I Nyoman Gede Yetna di lantai Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin, (2/9). KEEN melepas sebanyaknya 733.262.500 saham dengan harga penawaran 396 rupiah.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - PT Kencana Energi Lestari Tbk resmi menjadi perusahaan ke-33 di tahun 2019 yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI), usai melakukan penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO). Perusahaan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) ini berkode saham KEEN, melepas sebanyak 733.260.500 saham ke publik, mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 47 kali.

Saham IPO yang dilepas ke publik setara 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO. Dengan harga 396 rupiah per saham, maka Perseroan berhasil menghimpun dana segar sebesar 290,37 miliar rupiah.

Bersamaan dengan IPO, Perseroan juga mengadakan program alokasi saham karyawan (Employee Stock Allocation/ESA) sebanyak 0,17 persen dari jumlah saham yang ditawarkan atau sebanyak 1.262.600 saham. Bertindak sebagai penjamin emisi efek yakni PT RHB Sekuritas Indonesia, PT Bahana Sekuritas, dan PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia.

Direktur Utama Kencana Energi Lestari, Henry Maknawi, Perseroan memiliki profil usaha yang unik dengan business model penyedia energi terbarukan (renewable energy), didukung oleh kontrak penyediaan listrik jangka panjang untuk Power Purchase Agreement (PPA) kepada PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN, selama 20-30 tahun sejak dioperasikan pembangkit listrik tenaga air.

Baca Juga :
Menanti Data IKK

"Dana yang diperoleh dari IPO sekitar 55 persen untuk mendukung pengembangan usaha hydro power plant dan energi terbarukan lainnya. Lalu, sekitar 25 persen untuk modal kerj dan sekitar 20 persen untuk belanja modal," ungkapnya di Jakarta, Senin (2/9).

Hingga saat ini, Perseroan memiliki tiga proyek hydro power plant yang berada di Sumatera dan Sulawesi dengan total kapasitas produksi sebesar 49 MW. Untuk proyek PLTA Pakkat berkapasitas 18 MW telah beroperasi di Sumatera Utara sejak awal tahun 2018. Lalu, proyek PLTA Air Putih berkapasitas 21 MW di Bengkulu yang sedang proses komisioning pada bulan Agustus-September 2019.

Serta, proyek Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) berkapasitas 10 MW. Saat ini sedang dalam tahap persiapan konstruksi dan berlokasi di Tana Toraja, Sulawesi Selatan. "Mudah-mudahan tahun 2021 akan beroperasi juga yang satu ini," ujar dia.

Pada tahun ini, Perseroan menargetkan laba bersih sebesar 10 juta dolar AS. Begitupula dengan pendapatan diharapkan bisa mencapai 16-20 juta dolar AS. Target kinerja itu ditopang oleh beroperasinya dua pembangkit listrik pada bulan September 2019. "Kenaikan pendapatan sejalan dengan mulai beroperasinya dua PLTA itu," papar Henry.

Direktur Keuangan Kencana Energi Lestari, Giat Widjaja, menambahkan hingga kuartal I-2019, pendapatan Perseroan mengalami peningkatan 3,37 persen menjadi 5,68 juta dolar AS, dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 5,5 juta dolar AS. "Kimerja keuangan terus meningkat dari tahun ke tahun terlihat dari pendapatan untuk periode tiga bulan yang berakhir per 31 Maret 2019," tambahnya.

Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia, I Gede Nyoman Yetna Setia, menyatakan bahwa pihaknya terus mendorong perusahaan energi terbarukan menghimpun pendanaan di pasar modal melalui IPO. "Ini salah satu wujud mereka menyediakan dana karena untuk kebutuhan listrik membutuhkan pasokan yang besar," kata dia.

yni/AR-2

Penulis : Yuni Rahmi

Komentar

Komentar
()

Top