Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Kenaikan Suku Bunga

Otoritas Moneter Global Hadapi Tantangan Sangat Kompleks

Foto : ANTARA/FIKRI YUSUF

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Seluruh bank sentral dunia saat ini dihadapkan pada tantangan yang sangat kompleks, mulai dari dampak perang, rantai pasokan global, hingga gejolak di pasar keuangan.

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, dalam Gala Seminar G20 2022 di Nusa Dua, Badung, Bali, Minggu (17/7), mengatakan semuanya sedang menghadapi masalah yang mempengaruhi stabilitas moneter dan keuangan.

Dunia, kata Perry, sedang menghadapi inflasi yang meningkat. Persoalannya, lonjakan inflasi saat ini berasal dari sisi suplai lantaran adanya gangguan rantai pasokan global serta dampak perang di Ukraina.

Kalau peningkatan inflasi berasal dari sisi suplai, beberapa negara, termasuk sejumlah negara berkembang, juga mengalami peningkatan dari sisi permintaan di dalam negeri mereka.

Hal itu yang menuntut permasalahan tersebut harus bisa dipikirkan dengan baik dan hati-hati, apakah perlu diatasi seluruh permasalahannya dengan kenaikan suku bunga acuan atau diperlukan pula merespons dari sisi pasokan.

Selain itu, dunia juga sedang merasakan dampak dari kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (Fed) dan kenaikan suku bunga bank sentral lainnya.

"Tentu saja mandat domestik masing-masing perlu didahulukan, tetapi bagaimana mengatasi dampak tersebut dalam ekonomi global yang sangat terbuka? Bagaimana dampaknya terhadap arus modal dan volatilitas nilai tukar? Apakah suku bunga cukup untuk mengatasi, tidak hanya inflasi, tetapi juga dampak rambatan arus modal dan aspek lainnya," kata Perry seperti dikutip dari Antara.

Hal tersebut, katanya, menjadi masalah terutama karena dalam stabilitas keuangan, bank sentral masih menangani efek luka memar atau scarring effects. Adapun dari luka memar tersebut, beberapa sektor terlihat sudah pulih. Namun, masih ada beberapa perusahaan lain yang masih dalam proses pemulihan.

Seluruh permasalahan tersebut, kata Perry, sangat menantang dan kompleks untuk bank sentral di seluruh dunia, khususnya bagaimana menyeimbangkan untuk mengembalikan stabilitas harga, tetapi pada saat yang bersamaan, bank sentral juga harus mengatasi volatilitas arus modal dan nilai tukar, namun tetap tidak memperburuk perlambatan ekonomi global.

"Ini adalah pekerjaan yang sangat kompleks, episode yang sangat berbeda dari masa lalu yang sebagian besar masalah datang dari permintaan dan semua dari sektor keuangan. Kali ini, banyak dari mereka datang dari sisi suplai," kata Perry.


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top