Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Otorita IKN Telah Merancang Sejumlah Langkah untuk Cegah Konflik Manusia dan Satwa Liar

Foto : Antara/HO

Tangkapan layar - Ilustrasi jalur penyeberangan hewan yang akan dibangun di Ibu Kota Nusantara (IKN).

A   A   A   Pengaturan Font

Jakarta - Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) menyatakan telah merancang langkah-langkah untuk mencegah terjadinya konflik antara manusia dan satwa liar di ibu kota negara baru di Kalimantan Timur (Kaltim).

Direktur Pengembangan Pemanfaatan Kehutanan dan Sumber Daya Air Otorita IKNPungky Widiaryanto, di Jakarta, Senin, mengatakan upaya ini dilakukan dengan mempertimbangkan keberadaan habitat alami satwa liar di kawasan tersebut dan potensi interaksi dengan manusia di masa depan.

Untuk mengatasinya, Pungky mengatakan OIKN telah merancang beberapa strategi, salah satunya adalah membangun hutan penyangga ataubuffer zonedi pinggiran kota. Wilayah penyangga ini nantinya akan ditanami tumbuhan-tumbuhan khusus.

"Bufferini bisa berfungsi untuk menghalau hewan-hewan liar dan berpotensi konflik dengan manusia agar tidak lari ke kota," ujar Pungky.

Selain itu, dia menyebut OIKN juga telah menyusun pedoman bagi kontraktor dan investor terkait kebijakan pelindungan satwa liar yang berada di kawasan Nusantara dan sekitarnya.

OIKN, katadia lagi, juga bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk membentuk tim penyelamat untuk menangani konflik manusia dan satwa liar.

Dia mengatakan OIKN berkomitmen untuk menjaga keanekaragaman hayati di kawasan ibu kota negara baru, termasuk fauna.

Salah satu upaya yang akan dilakukan adalah membangun koridor buatan untuk membantu satwa melintasi area pembangunan dan menjaga kelangsungan hidup mereka.

"Memang kami menyadari di beberapa tempat di Kariangau ada beberapa koridor satwa, dan itu kami bangun koridor buatan supaya satwa-satwanya bisa melintas dari Sungai Wain menuju Teluk Balikpapan. Itu merupakan salah satu kompensasi yang tidak bisa dihindarkan," katanya pula.

OIKN mengidentifikasi tujuh wilayah di IKN dan sekitarnya yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi. Wilayah tersebut meliputi Bentang Alam Gunung Beratus, Taman Hutan Raya Bukit Soeharto, Teluk Balikpapan, Hutan Lindung Sungai Wain, Samboja Lestari, Muara Jawa, dan Gunung Parung.

Di Gunung Parung, yang terletak dekat dengan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP), terdapat berbagai satwa liar, seperti lutung merah, elang bondol, bekantan, dan cangak merah.

Sementara itu, Teluk Balikpapan menjadi habitat bagi buaya muara, penyu hijau, dugong, dan pesut mahakam.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top