Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Cadangan Pangan - BPS Sebut Produksi Beras Bulanan di Bawah Rerata Konsumsi

Optimalkan Serapan Hasil Petani

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah menegaskan pemenuhan stok Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) dari produksi dalam negeri terus didorong melalui optimalisasi serapan hasil produksi petani pada musim panen mendatang.

Hal ini ditegaskan oleh Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas/ NFA), Arief Prasetyo Adi, dalam diskusi ketahanan pangan, Sabtu (6/1), di Kabupaten Tulang Bawang Barat, Lampung, dikutip dari keterangan resmi Bapanas.

"Sebetulnya yang paling penting adalah adanya kepastian offtake hasil produksi petani dan peternak kita, sehingga sesuai arahan Bapak Presiden Joko Widodo, silakan sedulur petani dan peternak berproduksi. Nanti BUMN pangan ditugaskan untuk menyerap dengan fungsinya sebagai standby buyer," ujar Arief.

Arief meminta Perum Bulog dan BUMN pangan untuk bersiap menyerap hasil produksi petani dengan harga yang baik. "Nanti jika sudah waktunya, Perum Bulog bersinergi dengan Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) dan koperasi untuk menyerap hasil produksi petani," kata Arief.

Untuk penyerapan tersebut, pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah menetapkan plafon pinjaman yang dapat diberikan subsidi bunga dengan skema penjaminan dari pemerintah. Pinjaman hingga 28,7 triliun rupiah adalah yang dapat diberikan subsidi bunga oleh pemerintah kepada BUMN Pangan, yaitu Perum Bulog dan ID FOOD.

Penjabat (Pj) Bupati Tulang Bawang Barat, Muhammad Firsada, mengungkapkan dengan adanya komitmen pemerintah dalam menyerap hasil petani tersebut, gairah petani untuk terus berproduksi ke depan semakin baik.

Sementara itu, Susanto, salah seorang petani di Tulang Bawang Barat berharap agar fasilitas pascapanen dapat terbangun di wilayahnya, sehingga hasil panen yang dihasilkannya dapat terserap dengan baik.

Selaras dengan dorongan penyerapan produksi dalam negeri tersebut, Kepala NFA, Arief Prasetyo, menekankan tugas dan fungsi NFA sebagai institusi pemerintah di sektor pangan, harus memastikan stabilitas pangan tetap terjaga dengan adanya stok yang secured dan memadai.

"Tentunya Badan Pangan Nasional ditugaskan oleh Bapak Presiden Joko Widodo, bahwa apa pun kondisinya kita semua harus punya stok pangan strategis yang kuat, khususnya yang diamanatkan dalam Perpres (Peraturan Presiden) 125 Tahun 2022 tentang Pengelolaan CPP, yaitu beras, jagung, kedelai, daging ruminansia, ayam, telur, gula konsumsi. Untuk itu, perumusan kalkulasi tentang berapa produksi akhir tahun, kemudian proyeksi produksi, dan konsumsi itu benar-benar dihitung bersama KL (kementerian lembaga) terkait," bebernya.

Peneliti Mubyarto Institute, Awan Santosa, meminta pemerintah mengutamakan serapan produksi lokal, sebab impor hanya menguntungkan rent seeker atau pemburu rente yang mengambil banyak keuntungan dari impor pangan.

Antisipasi Defisit

Untuk komoditas beras, selain berharap pada optimalisasi penyerapan beras pada semester I-2024, pemerintah juga masih akan melanjutkan kebijakan importasi demi menjaga keseimbangan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP).

Arief menegaskan kebijakan tersebut merupakan keputusan pemerintah untuk mengantisipasi defisit neraca bulanan.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top