Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pemulihan Ekonomi | Potensi Perlambatan Ekonomi Tiongkok Ancam Kinerja Ekspor RI

Optimalkan Mesin Pertumbuhan

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah harus memacu semua mesin pertumbuhan agar target perekonomian nasional bisa tercapai sehingga dapat menekan angka kemiskinan dan mendorong penyerapan tenaga kerja. Jika tidak, target pertumbuhan akan sulit tercapai.

Dalam kondisi normal, pertumbuhan ekonomi di angka 5 persen masih saja sulit, apalagi saat pandemi. Tahun ini, pemerintah menargetkan ekonomi nasional tumbuh di kisaran 5-5,5 persen.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Febrio Kacaribu, mengatakan pada 2022, pemerintah melalui berbagai kebijakan, termasuk program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), akan terus mendorong penguatan pertumbuhan ekonomi. Langkah tersebut diharapkan dapat mendorong penyerapan angkatan kerja baru secara optimal.

Dia menambahkan, tahun lalu, pemulihan ekonomi yang kuat tergambar dari penurunan angka kemiskinan dan berkurangnya angka pengangguran. "Per Agustus 2021, tingkat pengangguran terbuka Indonesia turun menjadi 6,5 persen dari 7,1 persen pada Agustus 2020, atau setara dengan 0,67 juta orang," ungkapnya di Jakarta, Selasa (18/1).

Penyerapan tenaga kerja, terang dia, mengalami peningkatan sekitar 2,6 juta orang dengan pertumbuhan angkatan kerja mencapai 1,4 persen pada Agustus 2021. sektor-sektor yang menyerap tenaga kerja per Agustus 2021, yaitu manufaktur dengan 1,22 juta tenaga kerja, perdagangan sebesar 1,04 juta tenaga kerja, konstruksi sebesar 0,22 juta tenaga kerja, akomodasi dan penyediaan makan minum sebesar 0,64 juta tenaga kerja, dan pertambangan sebesar 0,9 juta pekerja.

Kinerja sektor ketenagakerjaan ini juga didukung penyaluran belanja pemerintah yang turut menciptakan lapangan kerja. Realisasi sementara program PEN pada 2021 mencapai 658,6 triliun rupiah atau 88,43 persen.

Penguatan pemulihan ekonomi pada akhir 2021 tecermin dari data kemiskinan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Data menunjukkan penurunan angka kemiskinan menjadi 9,71 persen pada September 2021, dari 10,14 persen pada Maret 2021. Kondisi itu mendekati level prapandemi. Dilihat dari jumlah orang, jumlah penduduk miskin pada September 2021 sebesar 26,50 juta orang, menurun 1,04 juta orang dari Maret 2021 yang sebanyak 27,54 juta jiwa.

Kepala BKF berharap adanya penguatan pemulihan ekonomi mampu terus membuka lapangan kerja baru untuk menyerap penambahan angkatan kerja baru dan pekerja yang sempat terkena dampak pemutusan hubungan kerja (PHK) di masa pandemi.

Genjot Belanja

Dalam kesempatan terpisah, Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Esther Sri Astuti, mengatakan pertumbuhan ekonomi pada 2022 membaik meskipun masih akan dibayangi perlambatan. Menurutnya, untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi, pemerintah perlu memacu mesin pertumbuhan ekonomi, seperti konsumsi, investasi, ekspor, dan belanja pemerintah.

Namun, Kepala Ekonom Permata Bank, Josua Pardede, mengingatkan potensi perlambatan ekonomi Tiongkok akan menjadi tantangan kinerja ekspor pada 2022. Selama ini, Tiongkok menjadi negara utama tujuan ekspor Indonesia.

Karena itu, dia menyarankan agar pemerintah tetap mendorong hilirisasi komoditas ekspor.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top