Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pemberdayaan Daerah | Fenomena Globalisasi saat Ini Harus Diimbangi dengan Deglobalisasi

Optimalkan Ekonomi di Tingkat Desa

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Perekonomian di tingkat desa dan keluarga juga perlu dibangun meskipun saat ini dunia semakin mengglobal. Sebab, penguatan perekonomian di desa dan rumah tangga dapat membantu masyarakat bertahan hidup ketika terdapat goncangan di pasar tenaga kerja.

"Globalisasi menyebabkan dunia menjadi seragam. Kalau seragam dengan situasi oke tidak apa-apa, tapi ini memberikan pelajaran bahwa perekonomian pada tingkat rumah tangga dan pedesaan harus mempunyai subsistensi," kata Rektor Universitas Indonesia, Ari Kuncoro, dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) bersama Badan Anggaran DPR RI yang dipantau di Jakarta, Kamis (3/2).

Menurutnya, masyarakat dari desa yang kehilangan pekerjaan di kota dapat pulang ke kampung halaman dan memproduksi sendiri kebutuhan mereka, misalnya dengan membangun kebun hidroponik.

"Bukan berarti mereka tidak ke kota sama sekali karena sekarang kan aksesnya sudah ada. Tapi melihat krisis ini, kita melihat bahwa kita harus berjaga-jaga karena globalisasi bukan jaminan," imbuhnya.

Dia menjelaskan globalisasi yang juga membuat sumber energi masyarakat dunia semakin seragam dapat berdampak negatif ketika pasokannya mulai menipis. Karena itu, masyarakat semestinya mulai mencari sumber energi alternatif yang banyak ditemukan di sekitar mereka.

Dia mencontohkan masyarakat di beberapa wilayah India menggunakan kotoran hewan untuk membangkitkan zat metan untuk melengkapi kekurangan pasokan LPG. Di samping itu, mereka juga menanam sendiri tanaman untuk kebutuhan rumah tangga, seperti cabai merah, kedelai, dan padi.

"Bukan berarti dia tidak membeli beras, dia tetap beli. Jadi, fenomena globalisasi sekarang harus diimbangi dengan deglobalisasi," katanya.

Kekuatan Wirausahawan

Pada kesempatan lain, Wakil Menteri (Wamen) BUMN, Pahala Nugraha Mansury, mengungkapkan kekuatan wirausahawan merupakan sumber bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pahala mengatakan selama dua tahun terakhir, perekonomian global dan Indonesia mengalami tekanan cukup signifikan, namun dirinya percaya bahwa sebetulnya Indonesia memiliki berbagai kekuatan untuk bisa bangkit dan juga bisa tumbuh. Diharapkan perekonomian Indonesia bisa tumbuh secara signifikan.

"Kita percaya bahwa sumber pertumbuhan dan bagaimana ekonomi itu bisa bangkit, tentu salah satunya adalah kekuatan yang berasal dari para wirausahawan," ujar Pahala dalam seminar daring Wirausaha Muda Syariah di Jakarta, Kamis (3/2).

Wamen BUMN percaya walaupun BUMN menjadi sepertiga kekuatan ekonomi Indonesia, tentunya BUMN tidak bisa melakukan pengembangan ekonomi dan membangun momentum pertumbuhan ekonomi tanpa bekerja sama dengan sektor swasta, termasuk salah satunya adalah sektor wirausahawan syariah.

"Kita melihat setidaknya Indonesia, sesuai dengan studi yang ada, membutuhkan sedikitnya empat juta wirausahawan dengan rasio wirausaha saat ini di Indonesia sebetulnya masih sangat rendah yakni di kisaran 3,4 persen," katanya.

Tentunya Kementerian BUMN bersama perusahaan-perusahaan BUMN dan juga bagian Masyarakat Ekonomi Syariah, tentunya dalam hal ini BUMN terpanggil untuk bagaimana secara bersama-sama dan sistematis bisa mencoba meningkatkan jumlah populasi masyarakat Indonesia yang betul-betul bisa menjadi wirausahawan.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top