Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Sabtu, 04 Jan 2020, 05:00 WIB

Operasi TMC Kurangi Curah Hujan

Operasi TMC - Menristek/KBRIN, Bambang Brodjonegoro (ketiga dari kiri), Kepala BPPT, Hammam Riza (tengah), dan Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati (ketiga dari kanan) saat peluncuran dan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC), di Jakarta, Jumat (3/1). Kemenristek/BRIN beserta beberapa lembaga dan instansi pemerintah terkait meluncurkan operasi TMC.

Foto: Koran Jakarta/ M. Aden Ma'ruf

JAKARTA - Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dimulai Jumat (3/1) dengan melepaskan dua sortie penerbangan membawa bahan semai garam dari Bandara Halim Perdana Kusuma ke barat dan barat laut DKI Jakarta serta Jawa Barat. Ini dilakukan untuk mengurangi curah hujan di wilayah Jabodetabek sebagai bagian dari upaya penanggulangan banjir.

"Sekarang sedang terbang dua pesawat Casa dan CN-295. Pesawat Casa membawa 800 kilogram bahan semai, dan pesawat CN-295 membawa 2,4 ton bahan semai," kata Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BBTMC-BPPT), Tri Handoko Seto, usai acara peluncuran operasi TMC untuk mereduksi curah hujan sebagai penanggulangan banjir Jabodetabek di Gedung BPPT, Jakarta, Jumat (3/1).

Dia menjelaskan dua pesawat yang membawa bahan semai untuk misi percepatan penurunan hujan sebelum hujan memasuki wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) itu diterbangkan pada Jumat, sekitar pukul 10.00 WIB.

Operasi TMC, kata dia, selain untuk memprediksi dan pengamatan cuaca serta awan, juga dilakukan untuk melihat kondisi cuaca dan potensi awan hujan yang akan ditargetkan daIlyaslam operasi TMC itu. "Awannya banyak tumbuh di situ. Jadi, kita terbang ke arah barat dan barat laut daratan di DKI Jakarta dan Jawa Barat. Jadi terbang ke arah sana," ujar Seto.

Operasi TMC diharapkan mengurangi potensi curah hujan yang akan turun di Jabodetabek antara 30 sampai 40 persen. "Tantangannya kita berhadapan dengan cuaca, dengan alam, dengan puncak musim hujan yang memang awalnya sangat banyak sehingga kita harus perhitungan dengan cermat," kata dia.

Ia menambahkan, selain dua sortie penerbangan pada pagi hari ini, juga akan dilakukan dua sortie penerbangan lagi yang mambawa bahan garam untuk pelaksanaan Operasi TMC, Jumat, sekitar pukul 14.00 WIB.

Operasi TMC untuk mempercepat penurunan hujan. Hujan ditargetkan turun sebelum memasuki wilayah Jabodetabek sehingga menanggulangi banjir di wilayah itu. "Targetnya sampai dengan Jakarta dan sekitarnya aman dari ancaman banjir," ujar Seto.

Saat ini, kata dia, 22 ton bahan semai berupa garam telah disiapkan untuk mendukung operasi TMC dalam rangka penanggulangan banjir di Jabodetabek.

Pelaksanaan operasi tersebut melibatkan BPPT, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Tentara Nasional Indonesia, serta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. "Personelnya banyak total lebih dari 50 orang untuk keseluruhan," ujarnya.

Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Hammam Riza, mengatakan melalui operasi TMC tersebut, diharapkan hujan yang datang di Jabodetabek ini akan berkurang curahnya sehingga tidak akan kebanjiran.

Prakiraan Cuaca

Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, meminta masyarakat lebih mempercayai prakiraan cuaca yang tiap saat dirilis BMKG. Menurutnya, masyarakat saat ini masih banyak yang belum memahami perbedaan dari perkiraan cuaca dengan prakiraan cuaca.

Ia menjelaskan prakiraan cuaca yang dikeluarkan BMKG berdasarkan data resmi. Sementara perkiraan, tidak berdasarkan data. "Selama ini, publik masih menganggap prakiraan yang dikeluarkan BMKG itu hanya sebagai perkiraan," tandasnya.
Dwikorita memaparkan prakiraan cuaca telah diolah dari mulai proses pengambilan data lewat satelit dan radar. Untuk itu, ia memastikan pengumpulan data tersebut dilakukan secara sistematis.

"Prakiraan yang dilakukan oleh BMKG mempunyai tingkat akurasi sekitar 80-85 persen. Tentunya masih bisa meleset, tapi saya mohon, percayalah pada prakiraan dan jangan hanya dianggap sebagai perkiraan," pungkasnya.

eko/ruf/E-3

Redaktur:

Penulis: Muhamad Ma'rup

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.