Opera "Ciung Wanara" Mendapat Sambutan Antusias

Tidak biasanya cerita legenda rakyat dipentaskan secara kolosal dan modern melalui pagelaran opera. Bertempat di Taman Budaya Jawa Barat Jalan Dago Kota Bandung, legenda Jawa Barat, kisah Ciung Wanara berhasil memukau penonton dalam gelaran opera.

Opera berlangsung sekitar satu setengah jam diperankan oleh puluhan pemain yang mengenakan kostum menarik ditambah aransemen musik, sound sistem dan pencahayaan yang bagus. Opera yang digelar Rabu dan Kamis (31/7 - 1/8) itupun dihadiri ratusan penonton.

Sutradara yang juga penulis cerita, Bambang Aryana Sambas mampu memukau penonton dengan alur cerita yang mudah dipahami khususnya bagi penonton anak-anak muda. Melalui akting, dialog dan tari-tarian, penonton tidak beranjak untuk terus menyaksikan pertunjukan kolosal dan modern yang pertama kali digelar di Taman Budaya Jawa Barat itu.

Opera Ciung Wanara ini dikisahkan pada masa kejayaan Kerajaan Galuh Pakuan dengan ibu kota di tepian Citanduy, Karang Kamulyan, yang konon menurut tutur juru pantun kekuasaan Galuh terbentang dari Gunung Krakatau yang terbentang hingga Gunung Agung. Cerita semakin segar karena banyak dari pemerannya adalah anak-anak muda, bahkan anak-anak kecil.

Dari sekian banyak penonton nampak pula Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Ia membuka pergelaran opera legenda kolosal Ciung Wanara itu. Selain sebagai bentuk pelestarian budaya, gubernur menyambut positif opera Ciung Wanara karena melibatkan generasi muda sebagai pemain maupun sebagai penonton.

"Ini sangat penting supaya anak muda turut ngamumule budaya Sunda," katanya.

Pergelaran serupa, dalam bentuk ekspresi seni lain, bakal digencarkan di berbagai daerah dengan kolaborasi bersama seniman daerah. Bagi RK, sehebat-hebatnya manusia adalah manusia yang bangga akan budayanya sendiri. tgh/S-1