Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pelestarian Budaya

Ondel-Ondel Keliling Rusak Citra Betawi

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Budayawan Betawi, Saiful Amri mengaku miris melihat kesenian Ondel-ondel yang belakangan ini semakin sering ditemukan di jalan-jalan ibu kota karena membuat citra Betawi menjadi buruk.

Amri mengatakan, banyak pengamen jalanan yang memanfaatkan kesenian Ondel-ondel sebagai sumber pendapatan dengan mengabaikan pakem-pakem budaya Betawi.

"Kita lihat sendiri, Ondel-ondel keliling kan diiringi musik dari kaset, dan orang-orangnya kadang hanya pakai sandal jepit bahkan terkadang nyeker alias tidak pakai alas kaki. Ini jelas menghancurkan pakem-pakem budaya Betawi," ujar Amri, Kamis (11/7).

Pakem-pakem budaya Betawi dalam kesenian Ondel-ondel, lanjut Amri, seharusnya tetap ditampilkan sesuai aturan.

"Misalnya dengan diiringi musik gambang kromong atau rebana sungguhan. Atau para pemainnya mengenakan pakaian adat yang mencerminkan budaya Betawi. Kalau seperti itu justru bagus karena misi pelestarian dan pengenalan budaya Betawinya juga kena," katanya lagi.

Amri berharap Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB) dan Badan Musyawarah Masyarakat (Bamus) memainkan perannya sebagai lembaga yang dapat meluruskan pakem-pakem budaya Betawi. Ia menilai, keberadaan Ondel-ondel keliling saat ini tidak sekadar berhubungan dengan kesenian namun juga "urusan perut".

"Teman-teman dari LKB dan Bamus sempat memanggil para pengamen Ondel-ondel itu dan berusaha untuk menertibkannya. Kalau mereka memang mau melestarikan budaya tentu kami dukung asalkan mengikuti aturan. Jangan cuma mencari untung demi perut, tetapi menghancurkan budaya Betawi," ujar Amri.

Pengrajin Ondel-Ondel

Warga yang tinggal di Jalan Kembang Pacar, Kramat Pulo, Senen, Jakarta Pusat. Selain membuat, mereka juga kerap berkeliling atau menawarkan jasa penggunaan ondel-ondel untuk acara pernikahan. Sentra kerajinan ondel-ondel di tempat ini sudah mulai muncul sejak 1980-an.

Setidaknya saat ini ada 7 sanggar pembuat boneka ini. Karena banyaknya pengrajin wilayah ini mendapat julukan 'kampung ondel-ondel'. Bagi masyarakat yang melintas di Jalan Kembang Pacar pasti akan menemukan beberapa ondel-ondel yang dipajang di sepanjang pinggir jalan.

Nurjannah, 58,tahun bersama suaminya Abdul Halif sudah menjalankan usaha ini sejak 2011 silam. Mereka meneruskan usaha warisan orang tuanya yang membangun sentra ondel-ondel sejak 1982.

Berkembangnya pemanfaatan ondel-ondel membuat Nurjannah juga turut mengikuti perkembangan itu. Sekarang dia tidak hanya membuat, melainkan menawarkan jasa penggunaan ondel-ondel. Bahkan salah satu anaknya ada pula yang mempertontonkan ondel-ondel dengan berkeliling seperti yang banyak terlihat sekarang ini.

"Kalau kita nggak ikutan begitu untuk dapur sehari-hari ya kan bingung juga. Kayak anak ibu keliling bawa satu," ucapnya. Ant/P-6

Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top