Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Usaha Peternakan - PKH Kementan Terbitkan 6 Surat Edaran untuk Stabilisasi Perunggasan

Oligarki Kuasai Bisnis Unggas

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Pengawasan pemerintah terhadap rantai distribusi ayam sangat lemah sehingga berdampak pada kelebihan pasokan atau over supply.

JAKARTA - Pemerintah diminta mengakhiri dominasi perusahaan besar dalam rantai suplai ayam. Saat ini, dua perusahaan besar tersebut tercatat menguasai 70 persen rantai suplai ayam, mulai dari impor induk ayam, anak ayam, vaksin ayam, antibiotik ayam, dan impor pakan ayam.

"Mereka (peternak besar) menguasai seluruh jaringan produksi, jaringan distribusi, sampai pemasaran hingga di kampung dan pasar becek. Praktik bisnis ayam di Indonesia tetap menjadi bisnis yang paling menggiurkan, terutama bagi korporasi raksasa," tegas Pengamat Ekonomi dari Asosiasi Ekonomi Politik (AEPI), Salamudin Daeng, di Jakarta, Kamis (28/1).

Daeng sangat menyesalkan pengawasan pemerintah terhadap rantai distribusi ayam sangat lemah sehingga berdampak pada kelebihan pasokan atau over supply. Dia menambahkan, harga ayam jatuh karena permainan pemain besar sehingga peternak kecil pun gulung tikar.

Menurutnya, dua perusahaan komersial asing bersama oligarki Indonesia mengontrol secara dominatif dan eksploitatif ayam sebagai sumber makanan setiap hari masyarakat. "Ini benar-benar pasar bebas yang mengerikan. Pangan dikontrol oligarki," kata dia.

Menurutnya, semua masalah ini bermula dari regulasi pertanian, peternakan, dan perdagangan yang sangat buruk. Regulasi terkesan gampang sekali diutak-atik.

"Ini tampak nyata dalam hal regulasi pembatasan pasokan ayam ke pasar baru-baru ini," tandas dia.

Perusahaan besar, lanjutnya, menganggap usaha kecil yang mengganggu harus dimatikan. Perusahaan ayam kelas kakap ini, dengan izin khusus dari pemerintah, mengendalikan impor induk ayam dalam rangka menghasilkan benih ayam. Karena itu, mereka memegang kunci utama untuk menguasai bisnis ayam.

Karena melalui penguasaan benih atau bibit ayam inilah menjadi fondasi dasar bisnis peternakan. Bibit adalah kunci bangsa ini berdaulat atas pangan atau tidak. Menguasai pembibitan ayam menjadikan mereka selanjutnya secara penuh mengontrol vaksin ayam dan obat-obatan ayam.

Selain itu, menguasai bibit akan menjadi alat kendali untuk menentukan makanan apa yang boleh dimakan oleh ternak tersebut, termasuk ayam para peternak kecil. "Maka, jadilah korporasi raksasa ayam sebagai pemasok sebagian besar makanan ayam ke seluruh negeri," tegas Daeng.

Jaga Stabilitas

Secara terpisah, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya menjaga stabilisasi harga perunggasan nasional. Sejak 26 Agustus 2020 sampai Januari 2021, lembaga itu menerbitkan enam Surat Edaran sebagai upaya stabilisasi perunggasan.

"Stabilisasi perunggasan ini khususnya melalui pengendalian produksi DOC FS dengan cutting HE fertil dan afkir dini PS," kata Direktur Jenderal PKH Kementan, Nasrullah.

Dia menambahkan, upaya stabilisasi perunggasan terus berlanjut pada Desember 2020 melalui pengendalian produksi untuk menyesuaikan penurunan konsumsi terdampak pandemi Covid-19 pada 2020 sebesar 20 persen. Namun, dia meyakini tingkat konsumsi akan segera naik.

Nasrullah menjelaskan optimisme ini berdasarkan upaya pengendalian produksi DOC FS (akhir Agustus-Januari 2020) dengan perkembangan harga livebird (LB) yang positif.

Menurut laporan Petugas Informasi Pasar (PIP), perkembangan harga LB bulan September sampai Januari 2021 rata-rata nasional tercatat mengalami tren kenaikan sebesar 9,45 persen.

ers/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top