Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

ODAI Perlu Menjaga Imunitas dengan Asupan Vitamin D

Foto : Istimewa.

Ilustrasi-Orang dengan Auto Imun.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Autoimun adalah sebuah kondisi kesehatan di mana sistem kekebalan tubuh kehilangan kemampuan untuk membedakan antara zat asing yang dianggap asing dan membahayakan tubuh dengan bagian tubuh penderitanya. Hal ini menyebabkan masalah kesehatan kronis, bahkan kematian jika menyerang organ yang memiliki peran vital.

Selama pandemi Covid-19 Orang Dengan Auto Imun (ODAI) merupakan kelompok yang rentan terkena infeksi. Hal ini karena tubuhnya mengalami gangguan imunologi serta mudah terjadi peradangan atau inflamasi.

Salah satu pendiri dan Ketua Dewan Pengawas Marisza Cardoba Foundation (MCF) Prof. Dr. dr. Aru W. Sudoyo, Sp.PD, KHOM, mengatakan penyebabnya autoimun antara lain akibat terpapar bahan-bahan kimia atau yang dianggap tidak natural oleh tubuh. Autoimun memang penyakit yang bisa mematikan, meski demikian masih bisa dikendalikan.

"Sumber bahan-bahan kimia itu antara lain dalam makanan yang ada di sekitar kita, yang , sangat logis menjadi perangsang rusaknya antibodi dalam tubuh. Dua generasi lalu, penyakit autoimun sangat langka. Tapi sekarang, jumlahnya meningkat tajam. Kebanyakan generasi muda yang menderitanya," jelasnya dia dalam webinar bertajuk "Peran Vitamin D pada Covid-19 bagi ODAI," yang diselenggarakan MCF, Jumat (30/9).

Dewan Pakar MCF, Prof. Dr.dr. Zakiudin Munasir SpA(K), mengatakan, banyak data yang melaporkan bahwa infeksi Covid-19 yang fatal maupun kondisi autoimunitas terjadi pada orang-orang dengan kadar vitamin D yang rendah.

"Ini bisa dimengerti karena vitamin D berperan pada respon imun dan pengaturan sistem imun untuk mengatasi reaksi inflamasi yang hebat," ujar dia dalam webinar bertajuk "Peran Vitamin D pada Covid-19 bagi ODAI," paparnya.

Prof. Zaki juga menjelaskan bahwa vitamin D merupakan salah satu jenis vitamin yang berfungsi sebagai hormon yang mengatur metabolisme kalsium dan pertumbuhan tulang. Vitamin D juga berperan dalam pengaturan sistem imun.

"Sumber Vitamin D berasal dari sinar UV matahari yang mengubah prekursor provitamin D di kulit menjadi vitamin D. Sekitar 20 persen berasal dari makanan seperti susu, ikan, dan lainnya," terangnya.

Dosis vitamin D bergantung kadar vitamin D pada pasien sehingga bisa dirata-ratakan untuk semua orang. Jika paparan matahari cukup maka tidak perlu mengonsumsi suplemen. Tetapi kebanyakan orang kurang paparan sinar matahari sehingga masih perlu suplemen. Sementara makanan hanya menyumbang 20 persen saja.

"Usahakan kadar vitamin D cukup terutama dari sinar matahari, sekitar jam 10 pagi sampai jam 2 siang. Kalau pagi sekitar 15 menit, kalau siang 5 menit cukup. Jangan lupa juga terapkan pola makan yang memenuhi gizi seimbang, cukup protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral," ujar Prof Zaki.

Kanal Digital

Marisza Cardoba, pendiri MCF yang juga pengidap ODAI menambahkan, kekurangan vitamin D pada infeksi Covid-19 tentu menyebabkan respon imunnya tidak berjalan dengan baik dan infeksinya bisa fatal. Oleh karena itu MCF membentuk kanal media dengan nama Autoimun.id.

Tujuannya untuk terus mengkampanyekan dan mengajak masyarakat agar memperhatikan kadar vitamin D dalam darah guna meminimalisir risiko autoimunitas dan gejala Covid-19 yang fatal. Autoimun.id dapat diakses melalui YouTube, Instagram dan Website dan berisi banyak informasi dari pakar mengenai autoimunitas serta penerapan pola hidup sehat," ujar dia.

Autoimun adalah sebuah kondisi kesehatan di mana sistem kekebalan tubuh kehilangan kemampuan untuk membedakan antara zat asing yang dianggap asing dan membahayakan tubuh dengan bagian tubuh penderitanya, sehingga menyebabkan masalah kesehatan kronis, bahkan kematian jika menyerang organ yang memiliki peran vital.

Marisza Cardoba menyampaikan, "Autoimun adalah ancaman nyata bagi masyarakat Indonesia. Orang dengan autoimun produktivitasnya menurun, hanya mampu beraktivitas 5-6 jam sehari dengan keluhan seperti nyeri sendi, mudah lelah, rambut rontok, sering sariawan, demam yang tidak beraturan, dan sebagainya, sementara penyakit ini belum dapat disembuhkan."

Ia menerangkan, penderita autoimun di Amerika Serikat berjumlah 50 juta orang, 80 persennya adalah perempuan usia produktif. "Jumlah penderita autoimun di Indonesia yang berhasil kami himpun dan dukung baru mencapai sekitar 15.000 orang. Hal ini bisa jadi disebabkan karena gejala autoimun mirip dengan penyakit lainnya, dan masyarakat juga enggan memeriksakan penyakitnya secara menyeluruh," jelas Marisza Cardoba.

MCF menghimbau masyarakat untuk Lima Dasar Hidup Sehat, atau pola hidup sehat menyeluruh, dan memastikan asupan Vitamin D yang memadai, sebab telah terbukti berhasil meningkatkan kualitas hidup para ODAI hingga dapat kembali beraktivitas normal.

5 Dasar Penting Bagi ODAI

Bagi ODAI ia menyarankan untuk melakukan 5 Dasar Hidup Sehat untuk ODAI. Pertama Gaya Hidup Sehat dengan memilih makanan sehat periksa kesehatan berkala, menjaga kebersihan. Kedua Aktif Mandiri dengan berolahraga 30 menit setiap hari, menanam bahan pangan sendiri.

Ketiga Pengendalian Stres dengan beribadah, berkomunikasi positif, dan menjalani manajemen waktu. Keempat Terus Belajar dengan bergabung dengan komunitas pembelajar, ketahui hak dan kewajiban pasien, ketahui informasi obat (polifarmasi), mengelola keuangan dengan baik. Kelima Hidup Positif dengan menyeimbangkan otak, bekerja cerdas, tersenyum setiap saat.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top