Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penyakit demensia menjadi masalah bagi kesehatan otak kalangan lansia. Kombinasi senyawa rifampisin dan resveratrol yang diberikan dalam bentuk obat semprot hidung menjadi obatnya.

Obat Semprot Hidung untuk Atasi Demensia

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Bagi lansia, demensia merupakan momok. Hal ini karena penyakit ini mengakibatkan penurunan daya ingat dan cara berpikir seseorang. Efeknya tentu tidak menyenangkan karena berdampak pada gaya hidup, kemampuan bersosialisasi, hingga aktivitas sehari-hari penderitanya.
Jenis demensia yang paling sering terjadi adalah penyakit Alzheimer dan demensia vaskular. Alzheimer adalah demensia yang berhubungan dengan perubahan genetik dan perubahan protein di otak. Sedangkan, demensia vaskular adalah jenis demensia akibat gangguan di pembuluh darah otak.
Untuk mengatasi demensia tim peneliti Universitas Kota Osaka, melakukan reposisi obat (drug repurposing). Mereka menciptakan kombinasi rifampisin dan resveratrol dan telah menunjukkan pada tikus percobaan bahwa pemberian melalui hidung meningkatkan fungsi kognitif tanpa efek samping negatif rifampisin pada hati saja.
Rifampisin, yang dikenal juga sebagai rimapin, adalah suatu antibiotik yang digunakan untuk mengobati beberapa jenis bakteri patogen termasuk di antaranya tuberkulosis, Mycobacterium avium complex, lepra, dan legionelosi.
Sedangkan resveratrol adalah salah satu senyawa polifenol yang terdapat pada tumbuhan dan dimanfaatkan dalam bidang medis. Senyawa tersebut digolongkan sebagai senyawa fitoaleksin, yaitu senyawa yang dihasilkan tanaman sebagai respon terhadap masuknya patogen atau penyakit
"Demensia diperkirakan terjadi ketika protein yang disebut amiloid-β, tau, dan -synuclein menumpuk di otak dan membentuk oligomer," kata Profesor Takami Tomiyama, yang bertindak sebagai peneliti utama untuk penelitian ini seperti dikutip Scitech Daily.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan pada tikus percobaan menyatakan antibiotik berbasis rifampisin dapat menghilangkan oligomer dari otak dan meningkatkan fungsi kognitif. Sayangnya obat tersebut telah dikaitkan dengan efek samping seperti kerusakan hati.
Sedangkan resveratrol, sebagai antioksidan alami pada tanaman, digunakan sebagai suplemen di Eropa dan Amerika Serikat.
"Untuk memerangi efek samping negatif dari obat rifampisin yang ada, kami berpikir untuk menggabungkannya dengan efek hepatoprotektif resveratrol," kata Profesor Tomiyama.
Ia mengatakan dengan melakukan kombinasi obat generik rifampisin dan suplemen makanan resveratrol, dan pemberian di hidung atau intranasal dengan semprotan hidung, akan memungkinkan profilaksis atau pencegahan penyakit yang lebih aman dan efektif terhadap demensia.
Kali ini, kelompok peneliti memberikan kombinasi dosis tetap rifampisin dan resveratrol secara intranasal lima hari dalam sepekan selama total empat pekan. Obat diberikan pada tikus percobaan dengan penyakit Alzheimer, demensia frontotemporal, dan demensia Lewy, dengan mengamati fungsi kognitif dan patologi otak mereka.
Hasilnya menunjukkan bahwa kombinasi tersebut secara signifikan meningkatkan fungsi kognitif tikus, menghambat akumulasi oligomer, dan memulihkan kadar sinaptofisin protein prasinaptik yang memfasilitasi sinapsis.
Selain itu, kadar enzim hati dalam darah, penanda kerusakan hati yang biasanya meningkat dengan rifampisin, namun dengan kombinasi dosis tetap tersebut tetap normal.
Dosis yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,02 miligram rifampisin per tikus per hari, atau 1 miligram per kilogram per hari dengan asumsi berat tikus 20 gram. Jika diubah ke dosis manusia berdasarkan luas permukaan tubuh, menjadi 0,081 miligram per kilogram per hari.
"Saat ini, rifampisin diresepkan pada 10 miligram per kilogram per hari sebagai antibiotik, dan dibandingkan dengan ini, kami mengkonfirmasi efek pada dosis yang jauh lebih rendah," kata Tomiyama.

Lebih Aman
Lebih lanjut studi yang diterbitkan pada jurnal Swiss Frontiers in Neuroscience, menyebutkan peningkatan level ekspresi brain-derived neurotrophic factor (BDNF) diamati di hipokampus, yang tidak terlihat dengan rifampisin saja. Keadaan tersebut menunjukkan kombinasi dengan dosis resveratrol lebih unggul daripada hanya rifampisin saja dalam hal keamanan dan kemanjuran.
"Jumlah pasien dengan demensia telah meningkat di seluruh dunia, dengan beberapa sumber memperkirakan dua kali lipat pasien setiap 20 tahun. Namun, masih belum ada pengobatan yang efektif untuk penyakit ini," kata penulis utama studi tersebut Tomohiro Umeda.
Ia memaparkan, studi terbaru menunjukkan bahwa kelainan mulai muncul di otak pasien demensia lebih dari 20 tahun sebelum timbulnya penyakit. Dengan menyelidiki tujuan terapeutik baru dengan obat yang ada dalam proses yang disebut reposisi obat, tim peneliti berharap untuk mendiagnosis dan mencegah demensia sebelum sel saraf (neuron) mulai mati.
Selanjutnya, berdasarkan pengalaman penelitian tim sebelumnya, pemberian kombinasi dosis tetap rifampisin dan resveratrol melalui hidung akan meningkatkan kemampuan transfer obat ke otak dan lebih meningkatkan keamanan dan efek obat.
Pengembangan obat semprot hidung kombinasi rifampisin dan resveratrol dosis tetap saat ini sedang dilakukan oleh Medilabo RFP, sebuah perusahaan ventura yang berasal dari laboratorium tim peneliti. Kini perusahaan telah memulai persiapan untuk uji klinis global. Dengan dukungan Japan External Trade Organization (JETRO) yang dilakukan pada November 2021, perusahaan telah mendirikan anak perusahaan di Massachusetts, AS. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top